-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kasmanto Rinaldi, Kriminolog UIR : Perampokan Toko Emas Bukan Teroris

| Juni 02, 2013 WIB
PEKANBARU -- Lagi, perampokan toko emas di siang bolong terjadi. Kali ini korbannya 6 toko emas yanag jadi korban. Aksi perampokan toko emas ini terjadi di pasar tradisional di Desa Simalinyang, Kec Kampar Kiri, sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelumnya pekan lalu juga terjadi perampokan toko emas London di Pasar LKMD (pasar desa) di pinggiran Kota Pekanbaru, Pasir Putih, Siak Hulu, Kampar yang berhasil menggondol sekitar 3 kg emas senilai Rp 700 juta.
Pihak kepolisian Resort Kampar, Riau, tidak menampik jika aksi perampokan yang terjadi di sejumlah toko emas tersebut didalangi oleh kelompok-kelompok teroris. Menurut Kapolres Kampar, AKBP Auliansyah, bisa saja aksi tersebut merupakan tindakan teroris untuk melakukan pengumpulan dana untuk menjalankan misinya menebar teror.

Namun Kriminolog Universitas Islam Riau, Kasmanto Rinaldi, SH. MSi, menanggapi peristiwa perampokan yang cukup mencengangkan tersebut, apakah ditengarai dilakukan kelompok teroris mengatakan dirinya belum mau menyimpulkan seperti itu. Ia masih meyakini, kejadian-kejadian perampokan tersebut masih dilakukan oleh perorangan atau paling jauh oleh kelompok-kelompok kriminal terorganisir.


"Kalau dugaan adanya teroris bermain di sini saya kira belum sampai ke situ ya. Karena sampai saat ini menurut analisa saya, kelompok teroris (kalau pun ada) di wilayah Sumatera masih sebatas kelompok yang belum sampai pada tindakan berbuat kriminal untuk mendapatkan dana. Di Jawa mungkin saja, karena interaksi mereka sudah kompleks," kata Kasmanto menjawab Pekanbaru MX.


Kasmanto mengatakan, Riau sebagai wilayah yang dekat dengan Sumatera Utara kini sudah jadi incaran baru para pelaku kriminal. Dimana dalam beberapa tahun belakangan Riau khususnya kota Pekanbaru berkembang cukup pesat menjadi kota metropolis.
"Kita tahu di Sumatera Utara banyak pelaku-pelaku kriminalitas berat bersenjata, dan sekarang mereka sedang mengarahkan sasarannya ke wilayah Riau."

"Di sinilah kita khususnya pihak kepolisian hati-hati karena pelaku kriminal di Sumatera Utara tersebut mudah mendapatkan senjata dari Aceh. Karena itu saya wanti-wanti sekali agar Polda Riau makin meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan perampokan ini," kata Kasmanto panjang lebar.

Dosen yang dikenal punya analisa tajam ini juga menyayangkan pemilik toko emas, money changer dan usaha-usaha-usaha besar lainnya mengabaikan masalah pengamanan tempat usaha. Sementara para kriminal sekarang lebih fokus mengincar fresh money alias uang kontan dan emas.

"Bayangkan bila money changer yang kemarin dirampok itu hanya dijaga oleh seorang satpam. Itu kan tidak masuk akal. Sementara uang yang ada bisa miliyaran. Karena itu penting bagi pemilik usaha, apakah money changer atau toko emas untuk menjalin kerjasama yang lebih kuat dengan pihak kepolisian," ucap Kasmanto.

Secara khusus Kasmanto melihat adanya pola kecenderungan pemilihan wilayah operasi para perampok, yakni wilayah pinggiran kota. Diyakini para perampok tersebut resistensi atau hambatan dari masyarakat di wilayah pinggiran masih lemah. Buktinya pada perampokan di Pasar LKMD Siak Hulu, di tengah keramaian, tak satupun warga yang mau mencoba melakukan perlawanan. Bahkan untuk sekedar mengejar mencari tahu kemana arah kaburnya, warga juga tak berani. Hal itu karena masyarakat takut sekali dengan todongan senjata api yang digunakan perampok.(eka)