-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Anggaran Pendidikan Riau Minim di RAPBD 2014

| Desember 22, 2013 WIB
MUNCUL kritik terhadap pembangunan Riau selama 10 tahun terakhir yang hanya fokus pada pembangunan di ibukota provinsi sementara penyebaran kue pembangunan tak merata ke berbagai pelosok daerah. Kritik juga dialamatkan pada muatan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Riau 2014 yang dinilai tak sesuai konstitusi.

Dalam RAPBD Riau 2014 anggaran yang sangat mencolok karena tak sesuai dengan amanat konstitusi adalah pada anggaran pendidikan dan kesehatan. Seperti disampaikan Ketua Komisi D DPRD Riau Bagus Santoso, ternyata RAPBD 2014 belum menjawab apa yang diperintahkan konstitusi dimana alokasi anggaran pendidikan haruslah 20 persen APBD atau setara Rp 1,8 triliun.

“Tapi yang teranggarkan oleh Dinas Pendidikan hanya Rp 425 Miliar," kata Bagus Santoso menyikapi RAPBD yang dikemukakan melalui Penyampaian Nota Keuangan RAPBD 2014 oleh Penjabat Gubernur Riau Djohermansah Djohan, pada Jumat (20/12) lalu. Padahal menurut Bagus, berbagai bidang yang ada dalam mitra kerja Komisi D banyak menyangkut aspek kehidupan rakyat banyak. Misalnya bidang kesejahteraan rakyat , Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Dinas Pemuda dan Olahraga, Rumah Sakit, Dinas Tenaga Kerja, dan lain-lain.

Sementara itu Pj Gubernur Riau Djohermansyah Djohan juga mengkritik kebijakan pembangunan selama satu dekade terakahir. Djohermansyah mengakui bahwa selama sepuluh tahun terakhir terlihat fokus pembangunan fisik di Riau terlalu fokus di kota Pekanbaru. Sementara infrastruktur di luar ibukota Riau belum maksimal tersentuh dan sangat memprihatinkan.

Karena itu dalam RAPBD 2014 ini terlihat juga keinginan pemerintah untuk tidak fokus pada pembangunan atau proyek-proyek mercusuar seperti pembangunan jalan layang dan sejenisnya.

Program kerja 2014 oleh pemprov tidak dianggarkan pembiayaan untuk proyek strategis yang besar-besar karena fokus pendanaan diarahkan pada proyek-proyek yang bisa mengentaskan warga miskin.

“Kita jangan yang laksanakan proyek yang besar-besar dulu. Fokus kita bangun jalan desa-desa agar ekonomi rakyat berubah. Jadi kita nggak bangun proyek gede-gede seperti jalan layang atau jembatan,” kata Djohermansyah Djohan kepada wartawan, Sabtu (21/12).

Terkait rencana pembangunan jalan layang di perempatan Jalan. Tuanku Tambusai tepatnya di simpang Mall SKA, dalam RAPBD ternyata memang tidak dianggarkan. Namun perencanaannya tetap dianggarkan. Untuk Detail Engineering Design (DED) saja anggarannya tercatat Rp 10 Miliar untuk 2014. Diperkirakan pelaksanaan pembangunan fisik baru akan terlaksana pada 2015. ***[eka satria]