-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Satu Juta Setengah Pedagang Pasar Bangkrut Tiap Tahun

| Juli 19, 2013 WIB
PEKANBARU -- Harusnya momen Ramadhan menjadi momen milik para pedagang pasar dan kaki lima, namun persaingan dengan pasar modern membuat pedagang pasar kalah bersaing. Akibat kebijakan Kepala Daerah yang membuka keran izin operasional kepada pasar modern, pasar tradisional dan pedagang kaki lima makin hari makin melemah.

Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) mengeluhkan sedikitnya 1,625 juta pedagang pasar tradisional terpaksa gulung tikar akibat menjamurnya pasar modern, minimarket dan hipermarket. Presiden SPPI, Burhan Saidi belum lama ini mengatakan, data terbaru pedagang pasar di Indonesia ada sebanyak 12 juta orang. Namun, keberadaan pedagang pasar tradisional makin terjepit dan kian tergeser oleh pasar modern.

Pasar Limapuluh, Pekanbaru, sudah tua dan butuh revitalisasi

“Adanya ribuan minimarket membuat pedagang mengalami penurunan omzet, bahkan sampai bangkrut,” ujarnya

Burhan Budi lebih jauh mengatakan bahwa setiap tahun jumlah pedagang pasar kian menyusut dan keberadaan pasar tradisional juga kian terpinggirkan. Disebutkannya bahwa rata-rata tiap tahun terjadi penyusutan pedagang pasar sebanyak 1.625.000.

Karena itu pihak SPPI khawatir jika kondisi tersebut terus dibiarkan pasar tradisonal akan keok dan pedagang pasar akan bangkrut. Dia menambahkan, adanya pembangunan atau revitalisasi pasar membuat pedagang lama tak punya kepastian bisa mendapatkan kios . Apalagi bila dikelola swasta.

Ketua Ikatan Sosial Pedagang Pasar Pekanbaru, Zaidir Albaiza SH mengamini pendapat Ketua SPPI tersebut. Ia mencontohkan menjamurnya indomaret dan alfamart dan pembangunan Pasar Cik Puan yang dikelola swasta akan menyingkirkan pedagang pasar dan pedagang kaki lima.

“Pedagang tentu sangat berharap dengan dikelola langsung oleh Pemko, setidaknya kemungkinan kenaikan harga sewa maupun harga jual bisa ditekan. Jika diserahkan kepada swasta atau pihak ketiga, otomatis harga sewa dan harga jual kios lebih mahal,” ujar Zaidir Albaiza yang juga anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi perekonomian ini.*3