-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Masni Ernawaty, Politisi Golkar: Penyeimbang

| Juni 17, 2013 WIB
PEKANBARU -- Tidak terlalu mudah menemukan anggota dewan perempuan di DPRD Kota Pekanbaru, karena jumlahnya memang tak sebanyak politisi pria yang sukses meraih kursi sebagai legislator. Dari 45 anggota DPRD kota pekanbaru 2009-2014 jumlah kaum perempuan hanya tujuh orang saja. Sementara idealnya, jika merujuk pada quota keterwakilan perempuan di parlemen, jumlahnya harus 15 orang atau 30 persen.

Dari tujuh politisi perempuan yang berkiprah di DPRD Kota Pekanbaru tersebut salah satunya adalah Masni Ernawaty. Politisi Partai Golkar ini sekarang duduk di Komisi IV membidangi masalah infrastruktur dan lingkungan hidup. Namun keberadaannya di gedung dewan sebagai wakil rakyat tersebut bukanlah serta merta terjadi begitu saja. Erna, begitu ia biasa disapa telah memulainya sejak lama dengan mencemplungkan diri ke dunia politik, aktif berorganisasi di Partai Golkar. Itu juga terbukti dari beberapa jabatannya di Partai Golkar Kota Pekanbaru seperti Wakil Ketua DPD II Partai Golkar, Kota Pekanbaru dan Ketua Kesatuan Perempuan DPD II Partai Golkar, Kota Pekanbaru.

Ia mengakui bahwa kaum perempuan harus mendapat porsi yang memadai untuk duduk di lembaga lembaga pengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan publik, baik di jajaran eksekutif, yudikatif, maupun legislatif. Sebab dengan keberadaan perempuan secara signifikan di lembaga legislatif, maka kalangan perempuan akan terlibat langsung dalam proses membuat kebijakan publik, akan dapat memberi kontribusi pemikiran dan pengalaman dalam menyuarakan aspirasi rakyat terutama aspirasi perempuan yang bagian dari masyarakat yang tak terpisahkan.

Perempuan kelahiran Kepri 2 Januari 1968 ini juga mensyaratkan niat baik tersebut adalah dengan mengambil langkah kongkrit untuk meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) perempuan, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan wawasan melalui pendidikan formal maupun informal. Tujuan akhirnya tentu saja demi mengangkat harkat dan martabat perempuan.

Sementara semakin banyaknya anggota dewan yang berasal dari kaum perempuan menurut Erna adalah semakin baiknya keputusan publik yang dihasilkan dewan karena adanya kemitraan dan penyeimbang dari akaum laki-laki di parlemen.

"Misalnya masalah perempuan, ibu dan anak tentu perempuan pulalah

yang lebih mengetahui persoalan yang dihadapi kaumnya. Karena itu bertambahnya jumlah kaum perempuan di keanggotaan dewan bukanlah sebagai rival kaum laki laki, tapi sebagai penyeimbang," ujarnya.*3