PEKANBARU -- Paska digusurnya ratusan pedagang kaki lima di Jalan Cut Nyak Dien, sampai kini keberadaan mereka tersebar di beberapa tempat, sebagian bahkan ada yang beralih menekuni usaha lain. Kondisi demikian menurut sejumlah mantan pedagang taman kota yang pindah ke Jalan Pepaya, belum mendapat perhatian Pemko Pekanbaru.
Sementara itu komunitas pedagang yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Kreative (IPK) yang sempat berjualan di belakang kantor Gubernur juga hilang dan kini terpencar-pencar di di jalan HR Soebrantas, Pujasera jalan Arifin Achmad dan sejumlah pasar tradisional.
Sebelumnya Ketua Komisi II, Ir Nofrizal MM berjanji akan mencarikan solusi terbaik untuk para pedagang, namun belum ada realisasi bagaimana bentuk solisi yang diberikan Dewan.
Nofrizal sendiri cukup mengapresiasi keberadaan pedagang kaki lima yang khusus berjualan malam hari tersebut. Menurutnyanya, keberadaan pedagang tersebut cukup bagus karena minat kunjungan masyarakat selama ini sangat besar sekali.
Hal itu disebabkan karena aneka barang dagangan yang dijual pedagang sangat variatif.Seharusnya itu dilihat secara jernih oleh Pemko sebagai sebuah potensi ekonomi masyarakat yang patut diperhatikan.
“Mereka ingin mendapatkan tempat yang nyaman jauh dari penertiban dari Satpol PP," ungkap Nofrizal.
“Ada potensi yang bisa kita ambil di sini, dengan jumlah pedagang yang ada sekitar 400 orang lebih, bisa saja terus potensial dan jika dikelola akan mendatangkan PAD dengan wisata malam itu. Tentu dengan adanya pengelolaan yang baik, parkir yang baik dan penataan yang baik,” kata Nofrizal. Namun jika memang ada lokasi lain yang memungkinkan dan layak untuk pedagang, Nofrizal justru sangat mendukung dan berjanji memperjuangkan. Misalnya, kemungkinan menempatkan PKL di halaman tugu keris Taman Makam Pahlawan.
Senada dengan Nofrizal, Ketua Pedagang Taman Kota, M. Gusti yang ditemui di Jalan Pepaya dimana ia sekarang menggelar gerobaknya, mengatakan bahwa sampai sekarang dirinya dan para pedagang eks Taman Kota belum mendapat solusi yang baik dari Pemko Pekanbaru tentang kelanjutan nasib mereka.
"Kami pada dasarnya mau koq ditata dan dibina," ujar Gusti.
Pedagang eks taman kota lainnya, Alfindo menambahkan, ia menyayangkan beberapa media yang selama ini kurang bersahabat dalam pemberitaan mengenai PKL dengan membuat berita yang merugikan PKL.
"Misalnya menyebut bahwa PKL Meresahkan dan yang seperti itu. Yang resah sebenarnya siapa, Pemko atau warga? Kalau warga saya yakin malah senang," ujarnya.
Sementara sesepuh pedagang Jalan Cut Nyak Dien, H Ali Fahmi mengatakan, sebenarnya potensi yang ada dapat dikembangkan dan menjadikan pasar malam sebagai pasar wisata malam untuk warga Kota Pekanbaru.
"Pasar Wisata Malam bisa menjadi pilihan bagi masyarakat menengah kebawah," kata H Ali Fahmi.
Menurut Ali Fahmi, Pemko pekanbaru sebenarnya telah mengizinkan pedagang berjualan di halaman tugu keris Taman Makam Pahlawan (TMP) beberapa waktu lalu bahkan pedagang sudah pindah dan sudah berjualan di TMP tersebut, namun pedagang tetap diusir Satpol PP.
"Kita juga sudah diarahkan boleh berjualan di depan konsulat Malaysia belakang TMP, namun kita tetap diusir juga. Dalam hal ini pedagang merasa dimain-mainkan dan kita minta tempat di Taman Kota kembali karena selama ini jalan keluar diberikan Pemko belum ada solusi yang layak bagi pedagang," tutur Ali Fahmi. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®
Sementara itu komunitas pedagang yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Kreative (IPK) yang sempat berjualan di belakang kantor Gubernur juga hilang dan kini terpencar-pencar di di jalan HR Soebrantas, Pujasera jalan Arifin Achmad dan sejumlah pasar tradisional.
Sebelumnya Ketua Komisi II, Ir Nofrizal MM berjanji akan mencarikan solusi terbaik untuk para pedagang, namun belum ada realisasi bagaimana bentuk solisi yang diberikan Dewan.
Nofrizal sendiri cukup mengapresiasi keberadaan pedagang kaki lima yang khusus berjualan malam hari tersebut. Menurutnyanya, keberadaan pedagang tersebut cukup bagus karena minat kunjungan masyarakat selama ini sangat besar sekali.
Hal itu disebabkan karena aneka barang dagangan yang dijual pedagang sangat variatif.Seharusnya itu dilihat secara jernih oleh Pemko sebagai sebuah potensi ekonomi masyarakat yang patut diperhatikan.
“Mereka ingin mendapatkan tempat yang nyaman jauh dari penertiban dari Satpol PP," ungkap Nofrizal.
“Ada potensi yang bisa kita ambil di sini, dengan jumlah pedagang yang ada sekitar 400 orang lebih, bisa saja terus potensial dan jika dikelola akan mendatangkan PAD dengan wisata malam itu. Tentu dengan adanya pengelolaan yang baik, parkir yang baik dan penataan yang baik,” kata Nofrizal. Namun jika memang ada lokasi lain yang memungkinkan dan layak untuk pedagang, Nofrizal justru sangat mendukung dan berjanji memperjuangkan. Misalnya, kemungkinan menempatkan PKL di halaman tugu keris Taman Makam Pahlawan.
Senada dengan Nofrizal, Ketua Pedagang Taman Kota, M. Gusti yang ditemui di Jalan Pepaya dimana ia sekarang menggelar gerobaknya, mengatakan bahwa sampai sekarang dirinya dan para pedagang eks Taman Kota belum mendapat solusi yang baik dari Pemko Pekanbaru tentang kelanjutan nasib mereka.
"Kami pada dasarnya mau koq ditata dan dibina," ujar Gusti.
Pedagang eks taman kota lainnya, Alfindo menambahkan, ia menyayangkan beberapa media yang selama ini kurang bersahabat dalam pemberitaan mengenai PKL dengan membuat berita yang merugikan PKL.
"Misalnya menyebut bahwa PKL Meresahkan dan yang seperti itu. Yang resah sebenarnya siapa, Pemko atau warga? Kalau warga saya yakin malah senang," ujarnya.
Sementara sesepuh pedagang Jalan Cut Nyak Dien, H Ali Fahmi mengatakan, sebenarnya potensi yang ada dapat dikembangkan dan menjadikan pasar malam sebagai pasar wisata malam untuk warga Kota Pekanbaru.
"Pasar Wisata Malam bisa menjadi pilihan bagi masyarakat menengah kebawah," kata H Ali Fahmi.
Menurut Ali Fahmi, Pemko pekanbaru sebenarnya telah mengizinkan pedagang berjualan di halaman tugu keris Taman Makam Pahlawan (TMP) beberapa waktu lalu bahkan pedagang sudah pindah dan sudah berjualan di TMP tersebut, namun pedagang tetap diusir Satpol PP.
"Kita juga sudah diarahkan boleh berjualan di depan konsulat Malaysia belakang TMP, namun kita tetap diusir juga. Dalam hal ini pedagang merasa dimain-mainkan dan kita minta tempat di Taman Kota kembali karena selama ini jalan keluar diberikan Pemko belum ada solusi yang layak bagi pedagang," tutur Ali Fahmi. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®