-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

H.Marwan Yohanis, Ketua DPD Gerindra Riau: Pemimpin itu Harus Hebat, Efektif, Religius dan Manusiawi

| Mei 29, 2013 WIB
Tokoh satu ini selain dikenal sebagai pengusaha handal dan cerdas, ia juga adalah politisi yang santun tapi konsisten, komunikatif dan religius. H. Marwan Yohanis, ketua DPD Partai Gerindra Riau yang juga Caleg no 1 Gerindra Dapil 8 Kuantan Senggigi dan indragiri Hulu untuk DPRD Riau ini memiliki concern yan sangat kuat dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Berikut petikan perbincangan dengam Ketua Tim Koalisi Pengusung Pasangan Cagub_Cawagub Riau Herman Abdullah-Agus Widayat tersebut.



Mengapa Anda concern sekali dengan nilai-nilai Pancasila?


Begini, kita bicara tentang Riau khususnya, apalagi saat ini tengah berlangsung proses demokrasi yakni Pilgubri, pileg dan nanti Pilpres, nilai-nilai Pancasila menjadi sangat relevan untuk mengawal langkah dan tindakan kita. Langkah dan tindakan kita tersebut tentu berkaitan dengan aktifitas politik, sosial dan budaya yang melingkupi keseluruhan masyrakat.

Artinya, jika sejak dini kita secara sadar sudah menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri, maka hal itu akan menjadi panduan agar kita tidak salah arah. Karena dalam Pancasila sudah tercermin keseluruh nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai warga negara.

Seperti apa kongkritnya?

Pertama, dalam berbagai aktifitas apapun, baik pedagang, pegawai, maupun pemimpin, nilai dari sila pertama itu menjadi panduan pokok yakni nilai-nilai ketuhanan yang maha esa.

Siapapun dia, terutama pemimpin harus tertanam betul nilai religius ini dalam dirinya. Itu nanti akan tercermin dalam perilaku maupun kebijakannya. Saya ambil contoh pak Herman Abdullah, saya sudah mengenal beliau sejak lama. Pernah sama di Lemhanas maupun dalam beberapa kunjungan ke luar negeri, beliau tak pernah lupa membawa perangkat sholat dan Al Quran dalam kopernya. Itu yang saya kagumi dari Pak Herman.

Makanya sejak dulu hingga sekarang saya selalu konsisten agar dalam memilih pemimpin, apapun agamanya harus tertanam nilai-nilai agama yang dianutnya.


Bagaimana dengan nilai kemanusiaan?

Nilai kemanusiaan ini harus juga dipegang oleh seorang pemimpin. Itu termasuk dari tingkat paling bawah sampai tingkat paling atas seperti Gubernur atau Presiden.

Seorang pemimpin harus memiliki rasa kemanusiaan yang kental dalam dirinya. Empati seorang pemimpin juga harus tercermin dalam kebijakannya. Seluruh rakyat yang dipimpin mestilah diayomi dengan kasih sayang dan tidak bertentangan dengan rasa kemanusiaan.

Apakah seorang pemimpin mampu mengayomi masyarakat, itu bisa dilihat dari kebijakan yang diambilnya. Seperti kita tahu, Riau ini adalah provinsi yang dikenal dengan keberagamannya, multi etnis, multi agama dan berbagai ragam lainnya. Di sinilah diperlukan pemimpin yang cerdas namun juga punya jiwa yang bersih dan mampu menangkap apa yang menjadi aspirasi rakyat yang dipimpinnya.


Soal Keberagaman Riau, apa yang perlu diperhatikan?

Nah, inilah yang juga sangat krusial dan penting diperhatikan. Pemimpin yang dipilih oleh masyarakat dari berbagai suku, agama maupun budaya, harus mampu merangkul semuanya. Tujuannya tidak lain untuk mempercepat tercapainya apa yang dicita-citakan bersama. Jika kita terpecah belah hanya karena perbedaan suku, agama dan pekerjaan maka akan sulit untuk mencapai tujuan.

Pemimpin yang mampu mempersatukan itulah yang patut menjadi acuan kita. Inilah yang tercermin dalam diri pasangan Herman Abdullah dan Agus widayat yakni diusung oleh beragam partai dengan latar belakang dan ideologi berbeda. Ada yang berlatar belakang nasionalis, Islam, Kristen dan kebangsaan. Karena itulah kita yakin nilai persatuan menjadi salah satu prasyarat bagi seorang pemimpin yang akan kita pilih.

Maka bagi pemimpin harus benar-benar siap menang dan siap kalah. Janganlah bila menang tapi tidak siap menang. Maksudnya, pemimpin yang menang tapi menyisakan dendam politik terhadap lawan politik. Misalnya pejabat yang dipersulit dalam karirnya atau pengusaha yang diganjal dalam proyek pemerintah. Pemimpin itu pemersatu.

Tentang demokrasi juga tak kalah krusial?

Inilah persoalan bangsa kita saat ini. Apakah dalam memimpin, nilai-nilai permusyawaratan dan kerakyatan dapat diimplementasikan oleh setiap pemimpin baik di eksekutif maupun legislatif. Harus tertanam betul sikap demokrasi dalam dirinya. Apalagi dengan pesta demokrasi yang sedang hangat-hangatnya saat ini. Nilai-nilai demokrasi yang diamanatkan Pancasila harus jadi acuannya.

Karena itu dengan keempat nilai-nilai Pancasila diatas, akan mudahlah mencapai cita-cita keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bagaimana Anda memandang kekuasaan?

Menurut saya kekuasaan itu sangat penting untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran. Secuil kebenaran akan efektif bila dipraktekkan oleh kekuasaan. Misalnya, seorang Gubernur dalam sebuah perjalanan dinas kemudian mampir di sebuah masjid untuk menunaikan shalat, maka anggota rombongan akan ikut. Begitupun dengan tindakan-tindakan lainnya seorang pemimpin akan diikuti. Berbeda dengan segudang kebenaran tanpa kekuasaan, itu tidak efektif ditularkan ke tengah masyarakat.

Oh ya, Anda memilih mendukung Herman Abdullah, selain religius, ada alasan lain?

Beliau memiliki jiwa yang sederhana tapi mampu memaneg orang. Beliau juga cerdas dan kapabael. Ia sudah membuktikannya dengan dua kali memimpin Kota Pekanbaru, dan itu sukses. Salah satunya, di bawah beliau kota Pekanbaru sukses meraih 7 kali penghargaan Adipura.

Dan ingat, nama Herman Abdullah itu ada maknanya yakni: Hebat, Efektif, Relegius dan Manusiawi. Karena itu tak keliru kami 10 partai koalisi menjatuhkan dukungan kepada beliau. *3