PEKANBARU -- Wakil Ketua KNPI Riau yang juga Ketua Pembina Pedagang Pasar Jongkok Ir Irwanto MSi menuduh Wali Kota Firdaus MT menutup diri untuk berdialog langsung dengan kalangan pedagang Pasar Jongkok. Padahal dengan dialog langsung ia meyakini akan membuka mata Pemko akan potensi Pasar Jongkok sebagai penunjang ekonomi Kota Pekanbaru.
"Sudah berkali-kali kita ajukan surat untuk bertemu tapi beliau ada saja halangannya. Makanya saya dan teman-teman mengejar beliau yang kebetulan lagi Paripurna di DPRD. Sekalian kalau bisa bisa berdialog dengan difasilitasi Komisi II," ujar Irwanto kepada Pekanbaru MX, Kamis (30/5).
Irwanto membeberkan masalah yang saat ini menimpa PKL Pasar Jongkok atas perlakuan Pemko Pekanbaru yang mereka nilai semena-mena.
"Seluruh pemilik ruko sudah menyetujui dan mengizinkan secara tertulis lahan di depan ruko mereka kami manfaatkan untuk berdagang. Lalu apa alasannya Pemko mengusir kami? Ketika hal itu kami sampaikan ke Dinas Pasar, mereka tak sanggup menjawab. Ini kan namanya sewenang-wenang dan menggunakan tangan aparat keamanan untuk menindas kami?" katanya geram. Irwanto yang datang dengan beberapa pedagang lainnya juga mengatakan adanya kepentingan bisnis pribadi dalam kebijakan yang dianggapnya semena-mena tersebut.
"Pengusaha itu namanya Edi, konon ipar seorang pejabat penting di Pemko. Sementara anggotanya yang mengurus di lapangan namanya Sofyan. Oleh sofyan ini lapak-lapak yang berada di depan atau strategis kabarnya sudah dijual dengan harga antara Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta. Ini kan sangat mengherankan," kata Irwanto.
"Sampai saat ini saya masih berusaha menahan teman-teman untuk tidak melakukan perlawanan fisik. Tapi kalau mereka hilang kesabaran saya mungkin tak sanggup," pungkas Irwanto dan dibenarkan beberapa pedagang lain. *3
"Sudah berkali-kali kita ajukan surat untuk bertemu tapi beliau ada saja halangannya. Makanya saya dan teman-teman mengejar beliau yang kebetulan lagi Paripurna di DPRD. Sekalian kalau bisa bisa berdialog dengan difasilitasi Komisi II," ujar Irwanto kepada Pekanbaru MX, Kamis (30/5).
Irwanto membeberkan masalah yang saat ini menimpa PKL Pasar Jongkok atas perlakuan Pemko Pekanbaru yang mereka nilai semena-mena.
"Seluruh pemilik ruko sudah menyetujui dan mengizinkan secara tertulis lahan di depan ruko mereka kami manfaatkan untuk berdagang. Lalu apa alasannya Pemko mengusir kami? Ketika hal itu kami sampaikan ke Dinas Pasar, mereka tak sanggup menjawab. Ini kan namanya sewenang-wenang dan menggunakan tangan aparat keamanan untuk menindas kami?" katanya geram. Irwanto yang datang dengan beberapa pedagang lainnya juga mengatakan adanya kepentingan bisnis pribadi dalam kebijakan yang dianggapnya semena-mena tersebut.
"Pengusaha itu namanya Edi, konon ipar seorang pejabat penting di Pemko. Sementara anggotanya yang mengurus di lapangan namanya Sofyan. Oleh sofyan ini lapak-lapak yang berada di depan atau strategis kabarnya sudah dijual dengan harga antara Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta. Ini kan sangat mengherankan," kata Irwanto.
"Sampai saat ini saya masih berusaha menahan teman-teman untuk tidak melakukan perlawanan fisik. Tapi kalau mereka hilang kesabaran saya mungkin tak sanggup," pungkas Irwanto dan dibenarkan beberapa pedagang lain. *3