POLITISI Partai Golkar ini termasuk aktifis yang banyak berkecimpung di berbagai organisasi. Dan ternyata aktifitas yang bejibun tersebut membuat ia semakin matang dalam menggeluti dunia politik. Terlebih saat ini ia duduk sebagai Ketua Komisi I DPRD kota Pekanbaru.
Drs. H. Wahyudianto , anggota Fraksi Partai Golkar ini tercatat pernah aktif sebagai Ketua Harian KONI Kota Pekanbaru, Ketua BPC Gapensi dan Ketua Badan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia Daerah (Kadinda) Kota Pekanbaru.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha sekaligus aktif di berbagai organisasi pengusaha, Wahyudianto memiliki ketajaman pemikiran terkait persoalan dunia usaha di Kota Pekanbaru. Ia misalnya senang dengan salah satua visi dan misi Kota Pekanbaru yang hendak menjadikan kota Bertuah ini sebagai pusat perdagangan dan jasa. Hal itu menjadi tugas Pemko untuk mewujudkannya bersama seluruh elemen masyarakat termasuk DPRD .
“Tentu saja Pemko harus membuka seluas-luasnya kesempatan berusaha bagi semua anggota masyarakat,” ujar lelaki kelahiran Pekanbaru, 6 Juni 1960 ini.
Namun karena banyak tenaga kerja yang memiliki keterbatasan dalam hal keteramp[ilan dan permodalan, seharusnya oleh Pemko dilakukan pemberdayaan. Pemberdayaan yang dimaksud Wahyudianto adalah dengan jalan menyuntik modal dan pemberian keterampilan baik perorangan maupun kelompok masyarakat.
“Jika tenaga kerja dan kelompok masyarakat bisa diberdayakan dan digerakkan maka dengan sendirinya, dunia usaha juga ikut begerak secara dinamis,” simpulnya.
Terkait aktifitas politik yang mengantarnya sampai di kursi dewan, suami dari Dra. Hj. Syarifah Hafizah ini mengaku hal itu diperoleh salah satunya dari sikap membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan semua kalangan termasuk wartawan.
“Saya datangi masyarakat, saya sampaikan niat dan tujuan sembari meminta dukungan,” katanya tentang metode yang digunakan meraih kepercayaan pemilih.
Ditanya visinya tentang Riau masa depan, Wahyudianto menjelaskan, Riau sebagai salah satu bagian dari komunitas bangsa Indonesia, harus maju dan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman. Tapi, ia menginginkan, kemajuan yang dicapai Riau, tetap dalam bingkai budaya Melayu, yang mengutamakan sikap santun, beradat, beretika dan bermoral dengan dilandasi dengan nilai nilai Islami.
"Jangan sampai kita orang Melayu tercerabut dari akar budaya kita sendiri," pesan Wahyu. [eka satria]
Drs. H. Wahyudianto , anggota Fraksi Partai Golkar ini tercatat pernah aktif sebagai Ketua Harian KONI Kota Pekanbaru, Ketua BPC Gapensi dan Ketua Badan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia Daerah (Kadinda) Kota Pekanbaru.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha sekaligus aktif di berbagai organisasi pengusaha, Wahyudianto memiliki ketajaman pemikiran terkait persoalan dunia usaha di Kota Pekanbaru. Ia misalnya senang dengan salah satua visi dan misi Kota Pekanbaru yang hendak menjadikan kota Bertuah ini sebagai pusat perdagangan dan jasa. Hal itu menjadi tugas Pemko untuk mewujudkannya bersama seluruh elemen masyarakat termasuk DPRD .
“Tentu saja Pemko harus membuka seluas-luasnya kesempatan berusaha bagi semua anggota masyarakat,” ujar lelaki kelahiran Pekanbaru, 6 Juni 1960 ini.
Namun karena banyak tenaga kerja yang memiliki keterbatasan dalam hal keteramp[ilan dan permodalan, seharusnya oleh Pemko dilakukan pemberdayaan. Pemberdayaan yang dimaksud Wahyudianto adalah dengan jalan menyuntik modal dan pemberian keterampilan baik perorangan maupun kelompok masyarakat.
“Jika tenaga kerja dan kelompok masyarakat bisa diberdayakan dan digerakkan maka dengan sendirinya, dunia usaha juga ikut begerak secara dinamis,” simpulnya.
Terkait aktifitas politik yang mengantarnya sampai di kursi dewan, suami dari Dra. Hj. Syarifah Hafizah ini mengaku hal itu diperoleh salah satunya dari sikap membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan semua kalangan termasuk wartawan.
“Saya datangi masyarakat, saya sampaikan niat dan tujuan sembari meminta dukungan,” katanya tentang metode yang digunakan meraih kepercayaan pemilih.
Ditanya visinya tentang Riau masa depan, Wahyudianto menjelaskan, Riau sebagai salah satu bagian dari komunitas bangsa Indonesia, harus maju dan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman. Tapi, ia menginginkan, kemajuan yang dicapai Riau, tetap dalam bingkai budaya Melayu, yang mengutamakan sikap santun, beradat, beretika dan bermoral dengan dilandasi dengan nilai nilai Islami.
"Jangan sampai kita orang Melayu tercerabut dari akar budaya kita sendiri," pesan Wahyu. [eka satria]