PEKANBARU -- Berkah Ramadhan paling dirasakan oleh kaum ibu yang mengembil kesempatan sekali satu tahun ini yakni berjualan jajanan berbuka puasa. Hampir di seluruh wilayah di kota Pekanbaru, jajanan buka puasa atau pasar Ramadhan menjadi magnet tersendiri bagi warga kota.
Pasar Ramadhan di sekitar Pasar Pusat Sukaramai misalnya, bermunculan di beberapa lokasi. Biasanya pedagang yang sehari-hari berjualan sayur atau buah, namun di saat bulan puasa ini mencoba peruntungan dengan berjualan aneka makanan khas berbuka puasa.
Salah satunya adalah Ucum (50) yang berjualan aneka gorengan, kolak maupun bubur kampiun di Jalan Agus Salim. Bersama seorang anak perempuannya, Ucum menggelar dagangannya sejak sore setelah shalat Ashar.
“Tiap bulan puasa saya jualan begini, lumayan buat tambahan. Pagi-pagi sekali jual sayur, setelah itu pulang menyiapkan dagangan biuat sore,” tutur Ucum. Beruntung katanya, di rumah ada tiga anaknya yang selalu membantu menyiapkan bahan dagangannya sehingga ia tidak begitu kerepotan.
Pasar jajanan Ramadhan juga mudah ditemukan seperti di Jalan Jenderal Sudirman (pasar mambo) atau tepatnya didepan Senapelan Palza, di sekitar pasar Arengka di Jalan Sukarno Hatta, di beberapa titik di Jalan Harapan Raya serta di sekitar Jalan Sekolah dan Pasar Rumbai. Berbagai macam jenis makanan yang menjadi menu berbuka puasa bisa ditemukan. Ada gorengan, kolak, lupis, asinan, es kelapa, es buah, dan berbagai macam jenis lainnya. Semua jenis makanan dan minuman berbuka dijual dengan harga lumayan murah mulai dari Rp 1000 hingga Rp 5000.
Karena lokasi pasar dadakan tersebut rata-rata berada pinggir jalan atau di perempatan jalan besar, menjadikannya selalu ramai dikunjungi. Selain dipadati oleh warga sekitar, pasar Ramadhan juga menjadi tujuan berbelanja warga kota yang baru pulang dari kantor.
Jenis makanan yang dijual pun tidak hanya makanan berbuka puasa seperti kue dan aneka kolak dan bubur, tapi banyak pedagang menyediakan aneka sayur dan lauk sambal siap saji. Masakan rumahan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, karena ketersediaan sayur dan lauk sambal lebih praktis buat kaum ibu yang juga bekerja di luar rumah.
“Ini asyiknya jajanan Ramadhan, banyak yang jual lauk sambal, ada gulai juga. Harganya rata-rata lima ribu per porsi, jadi lebih murah dibanding kalau kita repot-repot buat sendiri,” ujar Miska seorang pengunjung di pasar Ramadhan di depan Pasar Ulul Albab , Siak Hulu. Miska yang sehari-hari bekerja di sebuah biro travel ini saban sore ia selalu menyinggahi beberapa lokasi pasar Ramadhan yang dijumpainya sepanjang jalan menuju pulang
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT mengakui pada dasarnya Pemko mendukung aktifitas pasar Ramadhan karena dinilai bisa membantu keuangan keluarga dan sifatnya juga musiman yakni setiap bulan puasa.
“Karena sifatnya musiman, pegelolaan kita percayakan saja pada warga. Tidak ada campur tangan Pemko. Dinas Pasar dan aparat Pemko tidak diperkenankan mengelola, apalagi memungut retribusi. Kita tidak memungut retribusi,” kata Firdaus kepada Pekanbaru MX menjelaskan.
“Pemerintah tentu turut mendukung agar pasar Ramadhan bisa menjadi salah satu sarana meningkatan pendapatan keluarga, selain itu kaum muslim yang butuh hidangan berbuka juga ikut terbantu,” tukuknya.
Namun Wako meminta setiap pengelola dan semua pedagang harus memperhatikan soal kebersihan. Ia juga meminta pengelola ikut membantu mengatur dengan baik arus lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan.[eka satria]
Pasar Ramadhan di sekitar Pasar Pusat Sukaramai misalnya, bermunculan di beberapa lokasi. Biasanya pedagang yang sehari-hari berjualan sayur atau buah, namun di saat bulan puasa ini mencoba peruntungan dengan berjualan aneka makanan khas berbuka puasa.
Salah satunya adalah Ucum (50) yang berjualan aneka gorengan, kolak maupun bubur kampiun di Jalan Agus Salim. Bersama seorang anak perempuannya, Ucum menggelar dagangannya sejak sore setelah shalat Ashar.
“Tiap bulan puasa saya jualan begini, lumayan buat tambahan. Pagi-pagi sekali jual sayur, setelah itu pulang menyiapkan dagangan biuat sore,” tutur Ucum. Beruntung katanya, di rumah ada tiga anaknya yang selalu membantu menyiapkan bahan dagangannya sehingga ia tidak begitu kerepotan.
Pasar jajanan Ramadhan juga mudah ditemukan seperti di Jalan Jenderal Sudirman (pasar mambo) atau tepatnya didepan Senapelan Palza, di sekitar pasar Arengka di Jalan Sukarno Hatta, di beberapa titik di Jalan Harapan Raya serta di sekitar Jalan Sekolah dan Pasar Rumbai. Berbagai macam jenis makanan yang menjadi menu berbuka puasa bisa ditemukan. Ada gorengan, kolak, lupis, asinan, es kelapa, es buah, dan berbagai macam jenis lainnya. Semua jenis makanan dan minuman berbuka dijual dengan harga lumayan murah mulai dari Rp 1000 hingga Rp 5000.
Karena lokasi pasar dadakan tersebut rata-rata berada pinggir jalan atau di perempatan jalan besar, menjadikannya selalu ramai dikunjungi. Selain dipadati oleh warga sekitar, pasar Ramadhan juga menjadi tujuan berbelanja warga kota yang baru pulang dari kantor.
Jenis makanan yang dijual pun tidak hanya makanan berbuka puasa seperti kue dan aneka kolak dan bubur, tapi banyak pedagang menyediakan aneka sayur dan lauk sambal siap saji. Masakan rumahan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, karena ketersediaan sayur dan lauk sambal lebih praktis buat kaum ibu yang juga bekerja di luar rumah.
“Ini asyiknya jajanan Ramadhan, banyak yang jual lauk sambal, ada gulai juga. Harganya rata-rata lima ribu per porsi, jadi lebih murah dibanding kalau kita repot-repot buat sendiri,” ujar Miska seorang pengunjung di pasar Ramadhan di depan Pasar Ulul Albab , Siak Hulu. Miska yang sehari-hari bekerja di sebuah biro travel ini saban sore ia selalu menyinggahi beberapa lokasi pasar Ramadhan yang dijumpainya sepanjang jalan menuju pulang
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT mengakui pada dasarnya Pemko mendukung aktifitas pasar Ramadhan karena dinilai bisa membantu keuangan keluarga dan sifatnya juga musiman yakni setiap bulan puasa.
“Karena sifatnya musiman, pegelolaan kita percayakan saja pada warga. Tidak ada campur tangan Pemko. Dinas Pasar dan aparat Pemko tidak diperkenankan mengelola, apalagi memungut retribusi. Kita tidak memungut retribusi,” kata Firdaus kepada Pekanbaru MX menjelaskan.
“Pemerintah tentu turut mendukung agar pasar Ramadhan bisa menjadi salah satu sarana meningkatan pendapatan keluarga, selain itu kaum muslim yang butuh hidangan berbuka juga ikut terbantu,” tukuknya.
Namun Wako meminta setiap pengelola dan semua pedagang harus memperhatikan soal kebersihan. Ia juga meminta pengelola ikut membantu mengatur dengan baik arus lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan.[eka satria]