PEKANBARU -- Pasar Limapuluh di Jalan Sutan Syarif Qasim II sampai sekarang tetap hidup meski dengan keterbatasan kondisi bangunan yang menyedihkan.
Pasar yang dibuka sejak tahun 1983 silam ini, kini masih menjadi sentra perdagangan berbagai kebutuhan masyarakat di wilayah kecamatan Limapuluh. Pengunjung pasar ini mayoritas berasal dari masyarakat menengah bawah. Hal itu terlihat dari jenis barang yang diperdagangkan dengan harga yang relatif sangat murah.
Menurut M Ali Mahmud, staf UPTD Pasar Limapuluh kepada Pekanbaru MX, ketersediaan berbagai komoditas yang diperjualbelikan di Pasar Limapuluh sejak sepuluh tahun terakhir secara alami mengalami penyesuaian dengan kondisi masyarakat sebagai pengunjung.
"Saat ini Pasar Limapuluh hanya ramai dari pagi hingga siang. Kalau sore sudah sepi sekali," kata Ali Mahmud.
"Pengunjung di sini rata-rata masyarakat bawah. Kalau yang ekonominya lumayan bagus pasti belanjanya ke pasar lain atau ke mall," ujarnya lagi.
Apa yang dikatakan Ali Mahmud memang benar. Hal itu bisa dilhat dari areal parkir Pasar Limapuluh yang selalu sepi dari kendaraan roda empat. Meski areal parkir cukup luas, namun lebih banyak diisi kendaraan roda dua. Kunjungan warga Kecamatan Limapuluh terlihat minim.
Padahal jika mengacu pada data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru per 31 desember 2012 tercatat dari total DAK (Data Agregat Keluarga), jumlah penduduk kecamatan Limapuluh di 4 kelurahan berjumlah 51,687. Jumlah tersebut seharusnya potensial sebagai konsumen yang kebutuhan harian mereka dipenuhi melalui keberadaan Pasar Limapuluh.
Menyinggung kondisi fisik Pasar Limapuluh yang sudah terlihat rapuh dan perlu diganti baru, M Ali Mahmud justru berpendapat bahwa alternatif renovasi bisa dilakukan.
"Jika memang belum bisa dibangun baru, menurut saya yang lebih urgen cukup dilakukan renovasi di beberapa bagian saja. Misalnya perbaikan langit-langit pada los ikan dan sayur. Kalau bangunannya sendiri masih kokoh. Tapi kalau pendapat ahli bangunan tentu lain lagi."
Ia tak menampik bahwa ada rencana atau wacana Pemko Pekanbaru untuk membangun kembali Pasar limapuluh, namun bila menharapkan dalam waktu cepat adalah mustahil. Maka ia lebih setuju bila Pemko melakukan renovasi terlebih dahulu.
"Kasihan juga pedagang dan pengunjung yang berharap kondisi pasar ini sedikit lebih baiklah," katanya.
Pasar Limapuluh terdiri dari 130 kios berbagai tipe, 24 los ikan, 15 los ayam dan daging, 72 los sayur serta 30 pelataran umum. Seluruhnya saat ini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Meski dari sisi kebersihan pasar ini cukup baik, namun kenyaman pedagang dan pengunjung harus jadi perhatian Pemko Pekanbaru. Hal itu, seperti diungkapkan Kepala UPTD Janto, karena jika musim hujan para pedagang dan pengunjung selalu mengeluh.
Pasar kaget ada karena ulah pedagang pasar juga
Menyinggung maraknya pasar kaget, termasuk di wilayah Kecamatan Limapuluh, Ali Mahmud mengungkapkan bahwa mayoritas pedagang pasar kaget sebenarnya berasal dari pasar tradisional.
"Apa yang dikeluhkan pedagang pasar selama ini terhadap fenomena pasar kaget, sebenarnya aneh. Karena rata-rata pedagang pasar kaget adalah juga pedagang pasar. Pagi sampai siang mereka di sini, sore dan malam mereka berjualan di pasar kaget," ungkap Mahmud.
Yang mengherankan, ujar Mahmud, pungutan di pasar kaget bisa sampai 10 ribu setiap hari, sementara di Pasar Limapuluh hanya Rp 3 ribu per hari. Seharusnya pedagang bisa bertahan.
Salah seorang pedagang, Ondra, memilih berjualan di pasar kaget setelah siang harinya menutup kios di Pasar Limapuh.
"Kalau mengharapkan dari sini saja tak mungkinlah. Ramainya hanya sampai siang, sore sudah sepi," aku Ondra yang berjualan kaos.***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®
Pasar yang dibuka sejak tahun 1983 silam ini, kini masih menjadi sentra perdagangan berbagai kebutuhan masyarakat di wilayah kecamatan Limapuluh. Pengunjung pasar ini mayoritas berasal dari masyarakat menengah bawah. Hal itu terlihat dari jenis barang yang diperdagangkan dengan harga yang relatif sangat murah.
Menurut M Ali Mahmud, staf UPTD Pasar Limapuluh kepada Pekanbaru MX, ketersediaan berbagai komoditas yang diperjualbelikan di Pasar Limapuluh sejak sepuluh tahun terakhir secara alami mengalami penyesuaian dengan kondisi masyarakat sebagai pengunjung.
"Saat ini Pasar Limapuluh hanya ramai dari pagi hingga siang. Kalau sore sudah sepi sekali," kata Ali Mahmud.
"Pengunjung di sini rata-rata masyarakat bawah. Kalau yang ekonominya lumayan bagus pasti belanjanya ke pasar lain atau ke mall," ujarnya lagi.
Apa yang dikatakan Ali Mahmud memang benar. Hal itu bisa dilhat dari areal parkir Pasar Limapuluh yang selalu sepi dari kendaraan roda empat. Meski areal parkir cukup luas, namun lebih banyak diisi kendaraan roda dua. Kunjungan warga Kecamatan Limapuluh terlihat minim.
Padahal jika mengacu pada data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru per 31 desember 2012 tercatat dari total DAK (Data Agregat Keluarga), jumlah penduduk kecamatan Limapuluh di 4 kelurahan berjumlah 51,687. Jumlah tersebut seharusnya potensial sebagai konsumen yang kebutuhan harian mereka dipenuhi melalui keberadaan Pasar Limapuluh.
Menyinggung kondisi fisik Pasar Limapuluh yang sudah terlihat rapuh dan perlu diganti baru, M Ali Mahmud justru berpendapat bahwa alternatif renovasi bisa dilakukan.
"Jika memang belum bisa dibangun baru, menurut saya yang lebih urgen cukup dilakukan renovasi di beberapa bagian saja. Misalnya perbaikan langit-langit pada los ikan dan sayur. Kalau bangunannya sendiri masih kokoh. Tapi kalau pendapat ahli bangunan tentu lain lagi."
Ia tak menampik bahwa ada rencana atau wacana Pemko Pekanbaru untuk membangun kembali Pasar limapuluh, namun bila menharapkan dalam waktu cepat adalah mustahil. Maka ia lebih setuju bila Pemko melakukan renovasi terlebih dahulu.
"Kasihan juga pedagang dan pengunjung yang berharap kondisi pasar ini sedikit lebih baiklah," katanya.
Pasar Limapuluh terdiri dari 130 kios berbagai tipe, 24 los ikan, 15 los ayam dan daging, 72 los sayur serta 30 pelataran umum. Seluruhnya saat ini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Meski dari sisi kebersihan pasar ini cukup baik, namun kenyaman pedagang dan pengunjung harus jadi perhatian Pemko Pekanbaru. Hal itu, seperti diungkapkan Kepala UPTD Janto, karena jika musim hujan para pedagang dan pengunjung selalu mengeluh.
Pasar kaget ada karena ulah pedagang pasar juga
Menyinggung maraknya pasar kaget, termasuk di wilayah Kecamatan Limapuluh, Ali Mahmud mengungkapkan bahwa mayoritas pedagang pasar kaget sebenarnya berasal dari pasar tradisional.
"Apa yang dikeluhkan pedagang pasar selama ini terhadap fenomena pasar kaget, sebenarnya aneh. Karena rata-rata pedagang pasar kaget adalah juga pedagang pasar. Pagi sampai siang mereka di sini, sore dan malam mereka berjualan di pasar kaget," ungkap Mahmud.
Yang mengherankan, ujar Mahmud, pungutan di pasar kaget bisa sampai 10 ribu setiap hari, sementara di Pasar Limapuluh hanya Rp 3 ribu per hari. Seharusnya pedagang bisa bertahan.
Salah seorang pedagang, Ondra, memilih berjualan di pasar kaget setelah siang harinya menutup kios di Pasar Limapuh.
"Kalau mengharapkan dari sini saja tak mungkinlah. Ramainya hanya sampai siang, sore sudah sepi," aku Ondra yang berjualan kaos.***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®