PEKANBARU -- Pemko Pekanbaru belakangan makin gencar melontarkan wacana pengembangan beberapa pasar tradisional dengan penekanan pada kekhususan tertentu. Setelah merencanakan pengembangan Pasar Agus Salim Pekanbaru menjadi pasar seni seperti Malioboro, Pasar Lima Puluh di Jalan Sutan Syarif Qasim pun hendak disulap jadi pasar budaya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Ir Hj El Syabrina MP mengatakan konsep yang direncanakan Pemko tersebut sudah dikomunikasikan ke Kementerian Perdagangan. Sejauh ini, kata El Syabrina, Kementrian Perdagangan memberikan respon dukungan. Syarat yang diminta Kementrian Perdagangan adalah harus ada Detail Engineering Design (DED) Pasar Budaya yang direncanakan tersebut.
Gagal Tahun Ini:
Sayangnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru yang diserahi tugas melakukan pembuatan DED belum bisa menyelesaikannya.
Akibatnya target Pemko mendapatkan bantuan fisik pembangunan Pasar Lima puluh dari pemerintah pusat tahun 2013 ini gagal dicapai. Penyebabnya, seperti dikatakan El Syabrina, proposal permintaan bantuan pembangunan Pasar Lima Puluh yang seharusnya sudah masuk ke pusat pada tahun 2012 hingga kini ternyata masih belum diajukan lantaran belum selesainya DED pasar yang dibuat Dinas PU Pekanbaru.
Kepala Dinas PU Pekanbaru, Azmi membantah keterlambatan disebabkan lambatnya pembuatan DED. Menurut Azmi, DED Pasar Lima Puluh sendiri sudah tuntas dikerjakan Dinas PU dan hanya tinggal diekspos didepan Wali Kota.
"Masalah pengajuan ke pusat, merupakan urusan satker terkait dengan kementrian," tegas Azmi kepada Pekanbaru MX melalui saluran seluler..
Nuansa Melayu:
Bakal dijadikannya Pasar Lima Puluh menjadi Pasar Budaya karena lokasinya sangat berdekatan dengan Sungai Siak. Selain itu, masyarakat yang tinggal di kawasan ini dalam radius beberapa meter mayoritas penduduknya asli orang Melayu. Tapi bagaimana konsep detilnya, El Syabrina belum bisa memberikan informasi. Hanya, secara umum El Syabrina menyampaikan bahwa produk -produk hasil budaya akan dijual di sana.
Kecuali itu, di pasar ini ada pasar basahnya, ada pasar untuk sandang mulai dari pakaian, sampai dengan tekstil dan hasil tenun. Sementara malam hari dibuka tempat berjualan kuliner khas melayu.
‘’Kita mengupayakan, ada beberapa beberapa jenis produk misalnya Lempuk Durian, ikan Lomek basah sangat susah ditemukan di pasar lain, tapi di Pasar Budaya sangat banyak dijual. Artinya kita menanamkan imej kepada masyarakat, bahwa tidak usah bersusah-sudah pergi ke pasar lain, cukup ke Pasar Budaya saja semuanya bisa didapat,’’ terang El Syabrina.
Kumuh dan Banjir:
Kondisi Pasar Lima Puluh saat ini cukup memprihatinkan. Selain kondisi fisik yang sudah dimakan usia, drainase pasar yang kurang terkontrol membuat pasar menjadi becek digenangi air hujan hingga betis orang dewasa.
"Kalau hujan, duh.., minta ampun airnya bisa setinggi betis ini," kata Rahma, salah seorang pedagang makanan di Pasar Lima Puluh.
Kepala Unit Pelaksana Tenis Dinas (UPTD) Pasar Lima Puluh, Janto, SSos kepada Pekanbaru MX di ruang kerjanya mengaku kondisi pasar memang kurang menggembirakan. Namun ia meminta antara pedagang dan petugas Dinas Pasar saling bekerja sama menjadikan Pasar Lima Puluh nyaman dikunjungi masyarakat.
"Kesadaran pedagang juga penting untuk merawat pasar ini. Jangan hanya menyalahkan kami pihak Dinas Pasar," ujar Janto SSos. EKA SATRIA.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Ir Hj El Syabrina MP mengatakan konsep yang direncanakan Pemko tersebut sudah dikomunikasikan ke Kementerian Perdagangan. Sejauh ini, kata El Syabrina, Kementrian Perdagangan memberikan respon dukungan. Syarat yang diminta Kementrian Perdagangan adalah harus ada Detail Engineering Design (DED) Pasar Budaya yang direncanakan tersebut.
Gagal Tahun Ini:
Sayangnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru yang diserahi tugas melakukan pembuatan DED belum bisa menyelesaikannya.
Akibatnya target Pemko mendapatkan bantuan fisik pembangunan Pasar Lima puluh dari pemerintah pusat tahun 2013 ini gagal dicapai. Penyebabnya, seperti dikatakan El Syabrina, proposal permintaan bantuan pembangunan Pasar Lima Puluh yang seharusnya sudah masuk ke pusat pada tahun 2012 hingga kini ternyata masih belum diajukan lantaran belum selesainya DED pasar yang dibuat Dinas PU Pekanbaru.
Kepala Dinas PU Pekanbaru, Azmi membantah keterlambatan disebabkan lambatnya pembuatan DED. Menurut Azmi, DED Pasar Lima Puluh sendiri sudah tuntas dikerjakan Dinas PU dan hanya tinggal diekspos didepan Wali Kota.
"Masalah pengajuan ke pusat, merupakan urusan satker terkait dengan kementrian," tegas Azmi kepada Pekanbaru MX melalui saluran seluler..
Nuansa Melayu:
Bakal dijadikannya Pasar Lima Puluh menjadi Pasar Budaya karena lokasinya sangat berdekatan dengan Sungai Siak. Selain itu, masyarakat yang tinggal di kawasan ini dalam radius beberapa meter mayoritas penduduknya asli orang Melayu. Tapi bagaimana konsep detilnya, El Syabrina belum bisa memberikan informasi. Hanya, secara umum El Syabrina menyampaikan bahwa produk -produk hasil budaya akan dijual di sana.
Kecuali itu, di pasar ini ada pasar basahnya, ada pasar untuk sandang mulai dari pakaian, sampai dengan tekstil dan hasil tenun. Sementara malam hari dibuka tempat berjualan kuliner khas melayu.
‘’Kita mengupayakan, ada beberapa beberapa jenis produk misalnya Lempuk Durian, ikan Lomek basah sangat susah ditemukan di pasar lain, tapi di Pasar Budaya sangat banyak dijual. Artinya kita menanamkan imej kepada masyarakat, bahwa tidak usah bersusah-sudah pergi ke pasar lain, cukup ke Pasar Budaya saja semuanya bisa didapat,’’ terang El Syabrina.
Kumuh dan Banjir:
Kondisi Pasar Lima Puluh saat ini cukup memprihatinkan. Selain kondisi fisik yang sudah dimakan usia, drainase pasar yang kurang terkontrol membuat pasar menjadi becek digenangi air hujan hingga betis orang dewasa.
"Kalau hujan, duh.., minta ampun airnya bisa setinggi betis ini," kata Rahma, salah seorang pedagang makanan di Pasar Lima Puluh.
Kepala Unit Pelaksana Tenis Dinas (UPTD) Pasar Lima Puluh, Janto, SSos kepada Pekanbaru MX di ruang kerjanya mengaku kondisi pasar memang kurang menggembirakan. Namun ia meminta antara pedagang dan petugas Dinas Pasar saling bekerja sama menjadikan Pasar Lima Puluh nyaman dikunjungi masyarakat.
"Kesadaran pedagang juga penting untuk merawat pasar ini. Jangan hanya menyalahkan kami pihak Dinas Pasar," ujar Janto SSos. EKA SATRIA.