-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Penyebab "Catalytic Converter" Mampat

| Februari 07, 2014 WIB
Otomotif —Konverter katalisis atau catalytic converter (CC) sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin . Namun ketika ada masalah dengan Konverter ini sering membuat pengemudi mobil nervous. Salah satu penyakit utama Konverter Katalisis adalah ketika katalisator yang berfungsi sebagai saringan itu meleleh dan mampat. Kalau mampat, gas buang mesin tidak bisa mengalir dengan lancar sehingga terjadi tekanan balik.

Akibat selanjutnya, tenaga yang dihasilkan mesin jadi payah alias loyo. Kondisi seperti ini menyebabkan pengemudi makin sering menekan pedal gas lebih dalam. Hasilnya, konsumsi bahan bakar jadi boros!

Pada tahap pertama ketika CC digunakan pada mesin diesel di Indonesia (2007-2008), pengemudi sering mengeluh karena, pada jarak tertentu, tenaga yang dihasilkan mesin payah. Para teknisi APM umumnya mengusulkan, untuk mengatasinya, kendaraan harus dikebut sampai putaran maksimal sejauh 1 km untuk mendorong kotoran di CC. Di lain hal, mereka tidak menganalisis faktor penyebab sesungguhnya, misalnya, kualitas bahan bakar, setelan, dan kondisi komponen mesin.

Dari analisa intensif diketahui bahwa CC mampat karena mesin bekerja dengan campuran bahan bakar terlalu kaya. Akibatnya, banyak hidrokarbon (HC) atau bahan bakar yang belum terbakar berada di katalisator. Pada kondisi seperti ini, suhu katalisator semakin tinggi. Bila terus berlanjut, maka katalisator terbakar dan meleleh. Lelehan tersebut menyumbat lubang-lubang kecil katalisator yang berfungsi sebagai saringan.

Campuran bahan bakar terlalu kaya bisa pula terjadi karena persoalan pada injektor, atau pada sensor oksigen, bisa juga karena salah pengapian (khusus mesin bensin). Sensor oksigen sangat berperan dalam hal ini. Pasalnya, sensor ini selalu memantau komposisi oksigen yang dihasilkan gas buang (untuk menentukan komposisi campuran), kemudian dikirim ke komputer mesin.
Selanjutnya, komputer mesin mengatur, apakah harus mengurangi takaran jumlah bahan bakar yang disemprotkan atau menambahnya (didasarkan pada lama injektor membuka). Karena itulah, penting untuk menjaga dan memeriksa kondisi sensor ini.

Kemungkinan lain kerusakan CC antara lain karena rumahnya retak bahan berkualitas rendah. Sedangkan dari komponen mesin yang bisa merusak CC antara lain ring piston aus (oli mengalir ke ruang bakar) dan hasil semprotan injektor yang kurang bagus (tekanan yang rendah pada injektor atau dari pompa bahan bakar).

Elektroda busi yang kotor atau sudah terkikis juga menyebabkan pembakaran tidak optimal, atau menyisakan HC yang lebih banyak. Kemungkinan lain, katup exhaust gas recirculation (EGR) tidak bekerja dengan baik, atau sil katup mesin, gasket kepala silinder, dan saluran isap rusak.

Selain itu kepala silinder yang melengkung dan sudah overheat, juga menyebabkan CC tidak bisa bekerja efektif. Bahayanya, jika mekanik menggunakan lem atau sil berbahan teflon dan silikon saat membuka mesin dan memasangnya kembali (bila dibongkar), maka hal itu akan memunculkan teror baru, tidak hanya bagi CC, tetapi juga sensor oksigen!