PEKANBARU –Membandingkan Jokowi dengan Firdaus MT mungkin cara yang kurang tepat. Karena yang satu mantan Wali Kota dua periode dan sekarang jadi Gubernur DKI bahkan tengah digadang-gadang pula jadi calon Presiden RI, sementara Firdaus Mt baru masuk tahun kedua memimpin Kota Pekanbaru. Tapi sekedar meniru dan mengadopsi kebijakannya selaku Wali Kota, ada baiknya juga.
Sebagai Wali Kota Jokowi mampu membuat perubahan di Solo dengan sejumlah gebrakan.Sehingga jadilah Jokowi menjadi Wali Kota pro rakyat, merakyat dan karena itu dia dicintai rakyat. Paling tidak ada 2 terobosan penting Jokowi selama memimpin Solo menyangkut kebijakannya terhadap PKL dan pasar tradisional, sehingga dia dicintai rakyatnya.
Pertama, Jokowi sukses merelokasi PKL tanpa penggusuran dan kerusuhan. Jika didaerah lain (termasuk Kota Pekanbaru) merelokasi PKL biasanya diwarnai kerusuhan, di Solo relokasi berjalan tertib. Pertanyaanya adalah mengapa? Jokowi tak serta merta menggusur mereka. Sebanyak 54 kali pertemuan LANGSUNG antara dia sebagai Wali Kota dengan para pedagang hanya demi mencapai kesepahaman. Sementara PKL di kota Pekanbaru tak berhasil berdialog langsung dengan Firdaus MT padahal sudah meminta berkali-kali. Menurut Jokowi pejabat harus memanusiakan PKL karena mereka juga merupakan salah satu penggerak ekonomi kerakyatan.Jangan malah dianggap PKL itu sampah yang harus dibuang dari kota.
Kedua, Jokowi sukses menata pasar tradisional dan minus mal. 12 pasar tradisional di kota Solo ditata dan dibangun ulang sehingga terlihat lebih bersih dan nyaman. Ia menyadari betul bahwa pasar tradisional akan banyakmembuka lapangan pekerjaan bagi penduduk Solo dibandingkan mal dan minimarket dan mal yang hanya dimiliki segelintir elit kapitalis. Di Pekanbaru pasar tradisional, pedagang warung harus bertarung dengan mall dan ritel.
“Saya bukan anti mall dan ritel tapi pembangunannya harus dibatasi demi kepentingan umum” ujar Jokowi suatu kali. Sebenarnya yang dilakukan Jokowi sederhana namum tidak mampu dilakukan pejabat lain di negeri ini, termasuk Wali Kota Firdaus
MT. *3
ARTIKEL LAINNYA
Sebagai Wali Kota Jokowi mampu membuat perubahan di Solo dengan sejumlah gebrakan.Sehingga jadilah Jokowi menjadi Wali Kota pro rakyat, merakyat dan karena itu dia dicintai rakyat. Paling tidak ada 2 terobosan penting Jokowi selama memimpin Solo menyangkut kebijakannya terhadap PKL dan pasar tradisional, sehingga dia dicintai rakyatnya.
Pertama, Jokowi sukses merelokasi PKL tanpa penggusuran dan kerusuhan. Jika didaerah lain (termasuk Kota Pekanbaru) merelokasi PKL biasanya diwarnai kerusuhan, di Solo relokasi berjalan tertib. Pertanyaanya adalah mengapa? Jokowi tak serta merta menggusur mereka. Sebanyak 54 kali pertemuan LANGSUNG antara dia sebagai Wali Kota dengan para pedagang hanya demi mencapai kesepahaman. Sementara PKL di kota Pekanbaru tak berhasil berdialog langsung dengan Firdaus MT padahal sudah meminta berkali-kali. Menurut Jokowi pejabat harus memanusiakan PKL karena mereka juga merupakan salah satu penggerak ekonomi kerakyatan.Jangan malah dianggap PKL itu sampah yang harus dibuang dari kota.
Kedua, Jokowi sukses menata pasar tradisional dan minus mal. 12 pasar tradisional di kota Solo ditata dan dibangun ulang sehingga terlihat lebih bersih dan nyaman. Ia menyadari betul bahwa pasar tradisional akan banyakmembuka lapangan pekerjaan bagi penduduk Solo dibandingkan mal dan minimarket dan mal yang hanya dimiliki segelintir elit kapitalis. Di Pekanbaru pasar tradisional, pedagang warung harus bertarung dengan mall dan ritel.
“Saya bukan anti mall dan ritel tapi pembangunannya harus dibatasi demi kepentingan umum” ujar Jokowi suatu kali. Sebenarnya yang dilakukan Jokowi sederhana namum tidak mampu dilakukan pejabat lain di negeri ini, termasuk Wali Kota Firdaus
MT. *3