-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Penipuan Modus Kecelakaan Timpa Ortu Siswa SMP 21 Pekanbaru

| Mei 25, 2013 WIB
PEKANBARU -- Penipuan dengan modus mengabarkan kecelakaan siswa kepada orangtua mereka dan meminta transfer sejumlah uang memprihatin berbagai kalangan. Penipuan serupa yang banyak terjadi di berbagai kota di tanah air tersebut kini juga menimpa sejumlah orangtua siswa SMP Negeri 21 Pekanbaru, Jumat (24/5). Tapi dengan korban yang cukup banyak ditengarai data siswa dan orangtua rentan diakses pihak lain yang tidak bertanggung jawab.


Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Prof Zulfadil mengaku belum mendapat laporan atas kejadian tersebut. Ia berjanji akan mengecek bagaimana kronologis peristiwanya. Namun ia memastikan tidak ada data siswa maupun orangtua siswa yang dipegang Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menyangkut nomor telepon rumah, seluler dan lain-lain.

"Tidak ada itu. Data siswa hanya secara umum, tidak ada sampai kepada menyimpan nomor telepon. Apalagi kita tidak pernah mempublikasikan data siswa kepada umum," kata Zulfadil kepada Pekanbaru MX, Jumat (24/5).

Karena itu, ujar Zulfadil, ia meminta kepada pihak sekolah, siswa dan orangtua untuk tidak mudah percaya pada telepon atau SMS yang terindikasi penipuan. Kasus penipuan seperti yang menimpa SMP 21 tersebut sudah sering terjadi di kota-kota lain.

"Jangan mudah percaya. Itu saran saya. Jangan panik apalagi buru-buru memenuhi permintaan si penelepon. Bersikap tenang dan lakukan cek ke sekolah anak kita," sarannya.

Kriminolog dari Universitas Islam Riau, Syahrul Akmal Latif menilai penipuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi perlu diantisipasi semua pihak. Jika ada orang yang menjadi korban penipuan dengan modus telepon menandakan kurang bijaknya seseorang menyikapi kemajuan teknologi.

"Penipuan melalui telepon sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Karena itu, ketika menerima telepon, apalagi yang berkaitan dengan uang, semestinya setiap orang meng-kroscek terlebih dahulu. Jangan serta merta percaya dan langsung transfer uang. Apalagi dengan jumlah besar dan tanpa memastikan siapa orang yang menelpon," katanya memberi advis.

Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Fadri AR menanggapi kasus yang menimpa siswa SMPN 21 Pekanbaru ini, meminta pihak kepolisian untuk dapat menelusuri nomor telepon atau seluler yang digunakan pelaku. Ia yakin pihak kepolisian punya kemampuan dan mekanisme yang bagus untuk melacak keberadaan si penelepon.

"Kejadian ini sebenaranya sudah jadi modus lama yang selama ini banyak menimpa orangtua siswa di berbagai kota di tanah air. Karena itu saya harap pihak sekolah dan para orangtua siswa khususnya untuk tidak mudah bereaksi kaget, nervous maupun reaksi negatif laiannya yang akan merugikan diri sendiri. Sebaiknya jika mendapat telepon seperti itu segera kroscek ke sekolah, rumah sakit dan jangan lupa catat nomor si penelepon. Mungkin dengan mencatat nomor tersebut bisa membantu melacak keberadaannya," kata Fadri AR.

Menurut Fadri AR, terbukanya data para siswa dan keluarga mereka termasuk nomor telepon memang sangat rentan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu. Bahkan ia mengatakan kejadian yang menimpa siswa di dua kelas SMPN 21 itu patut dicurigai bahwa pelaku yang mengetahui data-data siswa adalah orang-orang dekat atau setidaknya punya akses data siswa.*3