PEKANBARU - Peran pedagang kaki lima (PKL) di Kota Pekanbaru selama ini tidak bisa dinafikan sebagai salah satu urat nadi perekonomian kota Bertuah. Karena itu para PKL harusnya mendapat penataan, bukan penggusuran guna menciptakan suasana tertib.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau, Raja Indra Bangsawan kepada Pekanbaru MX, Rabu (1/5) di Kantor Gubernur, saat menyampaikan perihal bantuan Kementerian Koperasi dan UKM berupa 40 tenda kerucut bagi Pedagang Kaki Lima di Pekanbaru.
"40 Tenda ini nantinya akan ditempatkan di Pasar Seni Pujasera Arifin Ahmad. Nanti akan diserahkan oleh Dinas Kop-UKM Kota Pekanbaru kepada pedagang melalui koperasi pedagang atau koperasi pasar. Jadi hanya pedagang yang menjadi anggotalah yang mendapatkannya," jelas Indra.
Dinas Koperasi dan UKM provinsi Riau memberikan aprersiasi pada PKL yang dapat menata rapi aktifitas berjualan mereka dengan tidak melanggar aturan hukum.
"Tanda sebuah Kota itu ekonominya bagus, pasti ditandai aktifitas PKLnya. Karena itu PKL jangan sampai digusur, tetapi ditata. Karena kita bisa melihat di kota-kota besar seperti Singapura saja ada PKL, tetapi mereka rapi menatanya," kata Indra.
Sebelumnya Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Pekanbaru, Ir Hj Neng Elida sudah pernah berencana menyiapkan sekitar 200 tenda untuk pedagang kaki lima di Kota Pekanbaru. Namun sampai sekarang tidak terdengar lagi kejelasannya. Ketika dikonfirmasi ke kantor Diskop-UKM Kota Pekanbaru, Neng Elida tidak berada di tempat, sementara tidak satupun staf yang bersedia dimintai informasi seputar rencana bantuan tenda tersebut.
Meski bantuan tenda dari Kemenkop untuk PKL tersebut patut diapresiasi, namun para pedagang kaki lima menganggap usaha itu tidak akan berhasil bila lokasi yang dipilih Pemko tidak menguntungkan.
Bantuan serupa juga sudah diberikan Kemenkop tahun 2012 lalu yang diperuntukkan bagi PKL yang berjualan di areal Giant di Jalan HR Soebrantas. Namun seiring berjalannya waktu banyak PKL yang mengundurkan diri dan sebagian kembali bergabung dengan sesama PKL di Pasar Jongkok.
"Betul, teman-teman yang di Giant kami akomodasi kembali di Pasar Jongkok. Di sana sewa lapaknya setengah juta perbulan, ndak terkejar oleh pedagang. Lebih baik kita sama-sama saja di sini," jelas Ariyadi, ketua APKLi Pasar Jongkok.
"Tenda oke, tapi lokasi yang ditentukan Pemko bukan lokasi yang tepat. Percuma berjualan dengan tenda bagus kalau Pasar Seni Arifin Ahmad itu tidak dikunjungi masyaralkat," kata salah seorang pedagang kaki lima , Irfan yang berjualan di belakang Giant Panam.
"Pemko koq tak paham-paham juga ya? Harusnya benahi dulu pasar seni itu, bagaiamana caranya agar menarik orang datang," kata Irfan heran.
Sementara Ketua Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Pedagang Kaki Lima (DPW APKLI) Riau, Oyon Endah kepada Pekanbaru MX mengatakan hendaknya Pemko mempertimbangkan kelayakan lokasi dimana nantinya pedagang dapat berkembang, bukan malah membuat pedagang pesimis dan makin merugi.***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®
Demikian dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau, Raja Indra Bangsawan kepada Pekanbaru MX, Rabu (1/5) di Kantor Gubernur, saat menyampaikan perihal bantuan Kementerian Koperasi dan UKM berupa 40 tenda kerucut bagi Pedagang Kaki Lima di Pekanbaru.
"40 Tenda ini nantinya akan ditempatkan di Pasar Seni Pujasera Arifin Ahmad. Nanti akan diserahkan oleh Dinas Kop-UKM Kota Pekanbaru kepada pedagang melalui koperasi pedagang atau koperasi pasar. Jadi hanya pedagang yang menjadi anggotalah yang mendapatkannya," jelas Indra.
Dinas Koperasi dan UKM provinsi Riau memberikan aprersiasi pada PKL yang dapat menata rapi aktifitas berjualan mereka dengan tidak melanggar aturan hukum.
"Tanda sebuah Kota itu ekonominya bagus, pasti ditandai aktifitas PKLnya. Karena itu PKL jangan sampai digusur, tetapi ditata. Karena kita bisa melihat di kota-kota besar seperti Singapura saja ada PKL, tetapi mereka rapi menatanya," kata Indra.
Sebelumnya Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Pekanbaru, Ir Hj Neng Elida sudah pernah berencana menyiapkan sekitar 200 tenda untuk pedagang kaki lima di Kota Pekanbaru. Namun sampai sekarang tidak terdengar lagi kejelasannya. Ketika dikonfirmasi ke kantor Diskop-UKM Kota Pekanbaru, Neng Elida tidak berada di tempat, sementara tidak satupun staf yang bersedia dimintai informasi seputar rencana bantuan tenda tersebut.
Meski bantuan tenda dari Kemenkop untuk PKL tersebut patut diapresiasi, namun para pedagang kaki lima menganggap usaha itu tidak akan berhasil bila lokasi yang dipilih Pemko tidak menguntungkan.
Bantuan serupa juga sudah diberikan Kemenkop tahun 2012 lalu yang diperuntukkan bagi PKL yang berjualan di areal Giant di Jalan HR Soebrantas. Namun seiring berjalannya waktu banyak PKL yang mengundurkan diri dan sebagian kembali bergabung dengan sesama PKL di Pasar Jongkok.
"Betul, teman-teman yang di Giant kami akomodasi kembali di Pasar Jongkok. Di sana sewa lapaknya setengah juta perbulan, ndak terkejar oleh pedagang. Lebih baik kita sama-sama saja di sini," jelas Ariyadi, ketua APKLi Pasar Jongkok.
"Tenda oke, tapi lokasi yang ditentukan Pemko bukan lokasi yang tepat. Percuma berjualan dengan tenda bagus kalau Pasar Seni Arifin Ahmad itu tidak dikunjungi masyaralkat," kata salah seorang pedagang kaki lima , Irfan yang berjualan di belakang Giant Panam.
"Pemko koq tak paham-paham juga ya? Harusnya benahi dulu pasar seni itu, bagaiamana caranya agar menarik orang datang," kata Irfan heran.
Sementara Ketua Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Pedagang Kaki Lima (DPW APKLI) Riau, Oyon Endah kepada Pekanbaru MX mengatakan hendaknya Pemko mempertimbangkan kelayakan lokasi dimana nantinya pedagang dapat berkembang, bukan malah membuat pedagang pesimis dan makin merugi.***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®