PEKANBARU -- Protes masayarakat atas SCH yang diindikasikan menjalankan bisnis terselubung berbau maksiat tak juga ditanggapi serius oleh manajemen dan pemilik. Sementara Wali Kota Firdaus MT sudah memerintahkan Satpol PP melakukan razia hingga upaya penutupan tempat usaha.
Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Baharudin melalui Kasi Ops Azvi Lavari menjawab Pekanbaru MX, Rabu (8/5) mengatakan Satpol PP tetap melakukan pemantauan dan razia di sejumlah tempat termasuk SCH. Ia juga mengatakan Satpol PP siap melakukan penegakkan Perda.
Sementara itu menanggapi himbauan dan ancaman Wali Kota untuk menutup usaha penginapan yang melebar menjadi tempat bisnis esek-esek terselubung, anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Kamaruzzaman merespon positif. Menurutnya apa yang telah dijalankan oleh pengelola dan pemilik SCH tersebut sudah tidak dapat ditoleransi.
"Tutup saja!" kata politisi Partai Demokrat geram. "SCH ini sudah dari dulu terdengar melakukan pelanggaran Perda dengan menjalankan bisnis terselubung menyediakan tempat untuk maksiat. Kita sudah dengar juga banyak wanita-wanita pekerja seks yang beroperasi di situ. Jadi tak perlu ada toleransi lagi. Pemiliknya, jika memang masih melanggar Perda dan norma-norma kemelayuan dan agama harus ditindak dan tempat usahanya ditutup," sambung Kamaruzzaman.
Lebih jauh Kamaruzzaman menceritakan bahwa sikap membandel dari pihak manajemen dan pemilik SCH sudah bertahun-tahun diketahui demikian. Ia sendiri heran ada apa sebenarnya yang membuat pengelola SCH seakan tak mempedulikan ancaman Pemko maupun protes masyarakat.
"Jadi kalau Wali Kota sudah mengeluarkan statemen memerintahkan penutupan, saya pribadi dan kalangan dewan pasti mendukung. Kota Pekanbaru sebagai kota Metropolis yang berbudaya dan relegius harus dibersihkan dari hal-hal seperti itu. Apa yang dilakukan pengelola dengan membiarkan terjadinya bisnis prostitusi bahkan jika terindikasi ikut mengelolanya, tak ada cara lain selain melakukan tindakan keras yaitu penutupan. Kita tidak membutuhkan pebisnis seperti itu di kota ini," katanya panjang lebar.
Ia berharap Satpol PP Kota Pekanbaru sebagai Penegak Perda tidak melempem dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
"Kalau Satpol PP loyo dan terkesan diam saja tentu akan berakibat para pelaku pelanggar Perda akan semakin membandel dan berani. Jangan dikasih ampun!" Pungkas politisi yang dikenal keras dan tegas ini. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®
Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Baharudin melalui Kasi Ops Azvi Lavari menjawab Pekanbaru MX, Rabu (8/5) mengatakan Satpol PP tetap melakukan pemantauan dan razia di sejumlah tempat termasuk SCH. Ia juga mengatakan Satpol PP siap melakukan penegakkan Perda.
Sementara itu menanggapi himbauan dan ancaman Wali Kota untuk menutup usaha penginapan yang melebar menjadi tempat bisnis esek-esek terselubung, anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Kamaruzzaman merespon positif. Menurutnya apa yang telah dijalankan oleh pengelola dan pemilik SCH tersebut sudah tidak dapat ditoleransi.
"Tutup saja!" kata politisi Partai Demokrat geram. "SCH ini sudah dari dulu terdengar melakukan pelanggaran Perda dengan menjalankan bisnis terselubung menyediakan tempat untuk maksiat. Kita sudah dengar juga banyak wanita-wanita pekerja seks yang beroperasi di situ. Jadi tak perlu ada toleransi lagi. Pemiliknya, jika memang masih melanggar Perda dan norma-norma kemelayuan dan agama harus ditindak dan tempat usahanya ditutup," sambung Kamaruzzaman.
Lebih jauh Kamaruzzaman menceritakan bahwa sikap membandel dari pihak manajemen dan pemilik SCH sudah bertahun-tahun diketahui demikian. Ia sendiri heran ada apa sebenarnya yang membuat pengelola SCH seakan tak mempedulikan ancaman Pemko maupun protes masyarakat.
"Jadi kalau Wali Kota sudah mengeluarkan statemen memerintahkan penutupan, saya pribadi dan kalangan dewan pasti mendukung. Kota Pekanbaru sebagai kota Metropolis yang berbudaya dan relegius harus dibersihkan dari hal-hal seperti itu. Apa yang dilakukan pengelola dengan membiarkan terjadinya bisnis prostitusi bahkan jika terindikasi ikut mengelolanya, tak ada cara lain selain melakukan tindakan keras yaitu penutupan. Kita tidak membutuhkan pebisnis seperti itu di kota ini," katanya panjang lebar.
Ia berharap Satpol PP Kota Pekanbaru sebagai Penegak Perda tidak melempem dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
"Kalau Satpol PP loyo dan terkesan diam saja tentu akan berakibat para pelaku pelanggar Perda akan semakin membandel dan berani. Jangan dikasih ampun!" Pungkas politisi yang dikenal keras dan tegas ini. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®