Lanjutan wawancara ekslusif asatunews.com dengan Yulianis, mantan wakil direktur keuangan perusahaan Nazarudin:
Bagaimana anda bisa bekerja di perusahaan Nazaruddin?
Saya melamar, karena saya membaca iklan lowongan kerja di koran, iklan baris. Saya kemudian diterima sebagai staf di bagian keuangan. Ketika menjadi staf itu,
Anda kemudian tahu jumlah aset Nazaruddin?
Tidak. Yang saya tahu kemudian, Pak Nazar punya banyak perusahaan.
Kalau sekarang, anda tahu aset perusahaan Nazaruddin?
Asset Nazaruddin KPK sudah ada listnya, yang baru di sita KPK baru dua yaitu pertama Pabrik di RIAU nilainya 96M tapi sampai dengan saat ini pabrik tersebut masih beroperasi. Nama Perusahaannya Inti Karya Plasma Perkasa (IKPP) setau saya Direkturnya bernama Edi dia bekas karyawan PTP. Edi ini yg mengajukan gugatan ke pengadilan negeri Riau dan mengklaim bahwa IKPP tidak ada hubungannya dengan Nazaruddin. Alhamdullilah menurut KPK bisa diatasi,
Saya tau Edi hanyalah suruhan saudara Nazaruddin. Yang kedua adalah saham garuda, pembelian awal memang 300M namun saat ini nilai dari saham garuda mungkin hanya tinggal 150-170M saja. Jadi yang sudah di sita KPK kurang lebih 250M. Sisa dari Asset Nazaruddin yang saya tau hanya yang ada di list yang sudah saya kasih ke KPK saja, di luar itu saya tidak tau.
Memang, dulu, kira-kira aset Nazaruddin berapa?
Tahun 2008, keuntungan dari proyek sekitar Rp 400 miliar; tahun 2009, Rp 800miliar; Tahun 2010, hampir Rp 1 triliun. Dari hasil keuntungan itu ada yang digunakan untuk modal operasi dan juga ada yang digunakan untuk pembelian Aset. Assetnya ada yang berupa gedung dan yang lainnya. Perusahaan ada 40-an, terdiri dari 20 perusahaan yang milik sendiri dan 20 perusahann yang hanya di pinjam bendera saja. Nazaruddin dan keluarga tak ada dalam akta-akta perusahaan baru. Alamatnya banyak yang virtual officedan ada juga yang menumpang pada alamat supplier.
Saat saya masuk pertama kali September 2008 ada empat perusahaan yang akte pendiriannya adalah Nazaruddin dan keluarga, yakni PT Anak Negeri, PT Mega Niaga, PT Mahkota Negara, dan PT Anugerah Nusantara. Keempatnya sudah ada sejak tahun 1999, dibawa dari Riau. Domisili semua perusahaan itu di Riau. Pada tahun 2006 mereka pindah ke bekasi. Terus pindah di Apartemen Rasuna, tower 9. Bulan Juli 2008 dari apartemen Rasuna mereka pindah ke Jalan Abdullah Syafii No 9. Tahun 2008 Nazaruddin juga membeli PT Panahatan, perusahaan perkebunan, yang punya lahan 2500 ha., yang dibeli dari Polin Sitorus seharga Rp 22 miliar berdomisili di Duri-Riau.
perusahaan-perusahaan itu pernah ikut tender di mana saja?
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, Kementerian Pemuda dan Olahraga. Bahkan, pernah ikut tender kapal selam. Juga proyek di Universitas Airlangga dan flu burung. Pokoknya, saya tidak mau menyembunyikan data.
Berapa ratarata nilai proyeknya?
Rp 5 miliar sampai Rp 700 miliar. selalu ada praktek kongkalikong dan suap? Saya sudah bekerja di beberapa perusahaan kontraktor, praktek-praktek yang dilakukan oleh Nazaruddin merupakan praktek yang sudah menjadi rahasia umum bagi dunia kontraktor. Semua tender yang dilakukan oleh pemerintah selalu ada praktek kongkalikong dan suap. Dari yang kecil sampai dengan yang besar sama saja
Apakah KpK sudah menelusuri apa yang anda informasikan itu?
Saat ini, KPK sedang mengusut tindak pidana pencucian uang yang diduga dilakukan Nazaruddin. Menurut saya, ya, agak lambat. Coba bandingkan dngan dugaan tindak pidana pencucian uang dalam kasus Djoko Susilo dan Luthfi Hasan Ishaaq. Aset-aset Djoko dan Luthfi kan disita, sedangkan Nazar tidak baru dua yang di sita. Saya pribadi sudah protes keras masalah ini ke KPK, tapi saya tidak membenci Nazar. Hanya menuntut KPK bertindak fair dan tidak tebang pilih.
status anda saat ini sebagai saksi sudah berjalan berapa lama?
Ya. Sejak dipanggil KPK tahun 2011 sampai kini. Kira-kira berapa lama lagi? Saya tidak tahu, saya sih inginnya cepat selesai mudah-mudahan tahun ini. Pernah saya tanya KPK juga, tapi tidak ada jawaban yang pasti. Yang jelas saya tak mau jadi saksi seumur hidup.ada yang bilang,
anda bersaudara dengan anas?
Kan sudah saya bilang, saya bekerja di perusahaan Nazar karena melamar. Mana bisa saya saudara Anas? Belakangan justru saya tahu ternyata saudara saya anggota Partai Demokrat, tapi bukan Anas. Waktu kecil, kakak saya suka bermain bersama dia. Kedudukannya lumayan penting. Saya bukan saudara Anas, dan juga bukan karyawan Anas, saat Nazar bilang Saya tangan kanan Anas, Saya kecewa sekali sama Nazar karena dia tahu Saya ini karyawan Nazar bukan karyawan Anas.
sumber, teks da foto: asatunews.com
Bagaimana anda bisa bekerja di perusahaan Nazaruddin?
Saya melamar, karena saya membaca iklan lowongan kerja di koran, iklan baris. Saya kemudian diterima sebagai staf di bagian keuangan. Ketika menjadi staf itu,
Anda kemudian tahu jumlah aset Nazaruddin?
Tidak. Yang saya tahu kemudian, Pak Nazar punya banyak perusahaan.
Kalau sekarang, anda tahu aset perusahaan Nazaruddin?
Asset Nazaruddin KPK sudah ada listnya, yang baru di sita KPK baru dua yaitu pertama Pabrik di RIAU nilainya 96M tapi sampai dengan saat ini pabrik tersebut masih beroperasi. Nama Perusahaannya Inti Karya Plasma Perkasa (IKPP) setau saya Direkturnya bernama Edi dia bekas karyawan PTP. Edi ini yg mengajukan gugatan ke pengadilan negeri Riau dan mengklaim bahwa IKPP tidak ada hubungannya dengan Nazaruddin. Alhamdullilah menurut KPK bisa diatasi,
Saya tau Edi hanyalah suruhan saudara Nazaruddin. Yang kedua adalah saham garuda, pembelian awal memang 300M namun saat ini nilai dari saham garuda mungkin hanya tinggal 150-170M saja. Jadi yang sudah di sita KPK kurang lebih 250M. Sisa dari Asset Nazaruddin yang saya tau hanya yang ada di list yang sudah saya kasih ke KPK saja, di luar itu saya tidak tau.
Memang, dulu, kira-kira aset Nazaruddin berapa?
Tahun 2008, keuntungan dari proyek sekitar Rp 400 miliar; tahun 2009, Rp 800miliar; Tahun 2010, hampir Rp 1 triliun. Dari hasil keuntungan itu ada yang digunakan untuk modal operasi dan juga ada yang digunakan untuk pembelian Aset. Assetnya ada yang berupa gedung dan yang lainnya. Perusahaan ada 40-an, terdiri dari 20 perusahaan yang milik sendiri dan 20 perusahann yang hanya di pinjam bendera saja. Nazaruddin dan keluarga tak ada dalam akta-akta perusahaan baru. Alamatnya banyak yang virtual officedan ada juga yang menumpang pada alamat supplier.
Saat saya masuk pertama kali September 2008 ada empat perusahaan yang akte pendiriannya adalah Nazaruddin dan keluarga, yakni PT Anak Negeri, PT Mega Niaga, PT Mahkota Negara, dan PT Anugerah Nusantara. Keempatnya sudah ada sejak tahun 1999, dibawa dari Riau. Domisili semua perusahaan itu di Riau. Pada tahun 2006 mereka pindah ke bekasi. Terus pindah di Apartemen Rasuna, tower 9. Bulan Juli 2008 dari apartemen Rasuna mereka pindah ke Jalan Abdullah Syafii No 9. Tahun 2008 Nazaruddin juga membeli PT Panahatan, perusahaan perkebunan, yang punya lahan 2500 ha., yang dibeli dari Polin Sitorus seharga Rp 22 miliar berdomisili di Duri-Riau.
perusahaan-perusahaan itu pernah ikut tender di mana saja?
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, Kementerian Pemuda dan Olahraga. Bahkan, pernah ikut tender kapal selam. Juga proyek di Universitas Airlangga dan flu burung. Pokoknya, saya tidak mau menyembunyikan data.
Berapa ratarata nilai proyeknya?
Rp 5 miliar sampai Rp 700 miliar. selalu ada praktek kongkalikong dan suap? Saya sudah bekerja di beberapa perusahaan kontraktor, praktek-praktek yang dilakukan oleh Nazaruddin merupakan praktek yang sudah menjadi rahasia umum bagi dunia kontraktor. Semua tender yang dilakukan oleh pemerintah selalu ada praktek kongkalikong dan suap. Dari yang kecil sampai dengan yang besar sama saja
Apakah KpK sudah menelusuri apa yang anda informasikan itu?
Saat ini, KPK sedang mengusut tindak pidana pencucian uang yang diduga dilakukan Nazaruddin. Menurut saya, ya, agak lambat. Coba bandingkan dngan dugaan tindak pidana pencucian uang dalam kasus Djoko Susilo dan Luthfi Hasan Ishaaq. Aset-aset Djoko dan Luthfi kan disita, sedangkan Nazar tidak baru dua yang di sita. Saya pribadi sudah protes keras masalah ini ke KPK, tapi saya tidak membenci Nazar. Hanya menuntut KPK bertindak fair dan tidak tebang pilih.
status anda saat ini sebagai saksi sudah berjalan berapa lama?
Ya. Sejak dipanggil KPK tahun 2011 sampai kini. Kira-kira berapa lama lagi? Saya tidak tahu, saya sih inginnya cepat selesai mudah-mudahan tahun ini. Pernah saya tanya KPK juga, tapi tidak ada jawaban yang pasti. Yang jelas saya tak mau jadi saksi seumur hidup.ada yang bilang,
anda bersaudara dengan anas?
Kan sudah saya bilang, saya bekerja di perusahaan Nazar karena melamar. Mana bisa saya saudara Anas? Belakangan justru saya tahu ternyata saudara saya anggota Partai Demokrat, tapi bukan Anas. Waktu kecil, kakak saya suka bermain bersama dia. Kedudukannya lumayan penting. Saya bukan saudara Anas, dan juga bukan karyawan Anas, saat Nazar bilang Saya tangan kanan Anas, Saya kecewa sekali sama Nazar karena dia tahu Saya ini karyawan Nazar bukan karyawan Anas.
sumber, teks da foto: asatunews.com