JAKARTA, KilasRiau --Maret 2013 lalu, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang gemar sekali memakai baju atau kaos lengan panjang, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, membuat heboh masyarakat Indonesia. Ibas didampingi pengacaranya melaporkan Yulianis ke Kepolisian Daerah Metro Jaya. Karena, Yulianis menurut Ibas telah mencemari nama baiknya.
Memang, sebelumnya, pada Maret itu juga, Yulianis membuat pernyataan yang dikutip oleh banyak media bahwa Ibas menerima sejumlah uang terkait Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Uangnya diberikan oleh mantan Bendahara Umum Partai De-mokrat. Muhammad Nazaruddin.Menurut Yulianis, sebelum pelaksanaan kongres itu, Nazaruddin meminta dia untuk menyediakan uang US$ 200 ribu, yang dibagi ke dalam dua amplop.
"Peristiwa itu terjadi tanggal 30 April, sebelum kongres. Kongres Partai Demokrat kan bulai Mei. Pak Nazar meminta saya menyiapkan uang US$200 ribu, yang dimasukkan ke dalam dua amplop, jadi masing-masing US$100 ribu. Saya diminta untuk menyiapkan uang itu dan setelah itu diberikan ke Pak Nazar," kata Yulianis.
Ketika diminta menyiapkan uang tersebut, Yulianis sempat menanyakan kepada Nazaruddin, untuk apa uang itu. “Ini buat siapa, Pak?” kata Yulianis kepada Nazaruddin ketika itu.
"Ini buat ibas, " ujar Nazaruddin, seperti ditirukan Yulianis. Mendengar nama Ibas, Yulianis mengaku kaget. “Saya pun mengonfirmasi lagi, apa yang dia maksud itu adalah Ibas anak presiden,” tutur Yulianis.
"Ya, iyalah, siapa lagi," kata Nazaruddin.Melihat kekagetannya itu, lanjut Yulianis, Nazaruddin terlihat senang. "Pak Nazar senang melihat saya terkaget-kaget. Karena, saya memang enggak gampang kaget. Lihat saya kaget, dia senang. Tapi, saya hanya memberikan ke Pak Nazar. Saya tidak tahu, apa uang itu sampai ke Ibas atau tidak," tutur Yulianis.
Sebenarnya, bukan hanya nama Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang ia catat dalam buku catatan aliran dana PT Permai Group, milik Nazaruddin. Ada banyak nama lain di negeri ini yang tertulis dan ini membuat geger negeri ini.
Yulianis sendiri di PT Permai Group menduduki posisi sebagai wakil direktur keuangan. Sebagai wakil direktur keuangan di perusahaan yang disinyalir milik Nazaruddin itu, tugasnya antara lain mencatat setiap aliran uang perusahaan.
Dengan posisinya, Yulianis pun menjadi saksi penting untuk mengungkap kasus -kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin dan PT Permai Group, termasuk kasus pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan Sekolah Olahraga Hambalang.
"Untuk proyek Hambalang, Permai Group tidak pernah mengeluarkan uang buat mengamankan proyek tersebut," ujar Yulianis. Kasus Hambalang pun sudah mulai disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Jaksa Nama-nama yang disebutkan oleh jaksa pun bermunculan. Ada nama mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, ada nama mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng, berbagai nama lain.
sumber http://asatunews.com
Memang, sebelumnya, pada Maret itu juga, Yulianis membuat pernyataan yang dikutip oleh banyak media bahwa Ibas menerima sejumlah uang terkait Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Uangnya diberikan oleh mantan Bendahara Umum Partai De-mokrat. Muhammad Nazaruddin.Menurut Yulianis, sebelum pelaksanaan kongres itu, Nazaruddin meminta dia untuk menyediakan uang US$ 200 ribu, yang dibagi ke dalam dua amplop.
"Peristiwa itu terjadi tanggal 30 April, sebelum kongres. Kongres Partai Demokrat kan bulai Mei. Pak Nazar meminta saya menyiapkan uang US$200 ribu, yang dimasukkan ke dalam dua amplop, jadi masing-masing US$100 ribu. Saya diminta untuk menyiapkan uang itu dan setelah itu diberikan ke Pak Nazar," kata Yulianis.
Ketika diminta menyiapkan uang tersebut, Yulianis sempat menanyakan kepada Nazaruddin, untuk apa uang itu. “Ini buat siapa, Pak?” kata Yulianis kepada Nazaruddin ketika itu.
"Ini buat ibas, " ujar Nazaruddin, seperti ditirukan Yulianis. Mendengar nama Ibas, Yulianis mengaku kaget. “Saya pun mengonfirmasi lagi, apa yang dia maksud itu adalah Ibas anak presiden,” tutur Yulianis.
"Ya, iyalah, siapa lagi," kata Nazaruddin.Melihat kekagetannya itu, lanjut Yulianis, Nazaruddin terlihat senang. "Pak Nazar senang melihat saya terkaget-kaget. Karena, saya memang enggak gampang kaget. Lihat saya kaget, dia senang. Tapi, saya hanya memberikan ke Pak Nazar. Saya tidak tahu, apa uang itu sampai ke Ibas atau tidak," tutur Yulianis.
Sebenarnya, bukan hanya nama Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang ia catat dalam buku catatan aliran dana PT Permai Group, milik Nazaruddin. Ada banyak nama lain di negeri ini yang tertulis dan ini membuat geger negeri ini.
Yulianis sendiri di PT Permai Group menduduki posisi sebagai wakil direktur keuangan. Sebagai wakil direktur keuangan di perusahaan yang disinyalir milik Nazaruddin itu, tugasnya antara lain mencatat setiap aliran uang perusahaan.
Dengan posisinya, Yulianis pun menjadi saksi penting untuk mengungkap kasus -kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin dan PT Permai Group, termasuk kasus pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan Sekolah Olahraga Hambalang.
"Untuk proyek Hambalang, Permai Group tidak pernah mengeluarkan uang buat mengamankan proyek tersebut," ujar Yulianis. Kasus Hambalang pun sudah mulai disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Jaksa Nama-nama yang disebutkan oleh jaksa pun bermunculan. Ada nama mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, ada nama mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng, berbagai nama lain.
sumber http://asatunews.com