-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pasar Kaget, Dilematis

| Agustus 17, 2013 WIB
PEKANBARU -- Keberadaan pasar dadakan atau pasar kaget sampai saat ini masih menjadi problem Pemko Pekanbaru dan sangat dilematis. Di satu sisi keberadaan pasar kaget diminati warga sekitar dan pedagang pun ak perlu mengeluarkan sewa tempat. Namun di sisi lain keberadaannya menganggu keberadaan pasar resmi alias pasar tradisional yang ada.

Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi pun hingga kini mengaku masih tetap mengupayakan agar keberadaan pasar kaget bisa diminimalisir dan disatukan dengan pedagang di pasar-pasar yanag ada.

"segera kita minta seluruh camat untuk lebih aktif lagi memberikan pengertian kepada warga maupun pedagang untuk memperdayakan pasar-pasar yang telah ada," katanya, Jumat (16/8) saat dimintai tanggapannya soal pasar kaget , terutama paska lebaran yang diperkirakan akan semakin banyak muncul.

Diakuinya, untuk menyelesaika persoalan pasar kaget yang ada saat ini memang dilematis. Namun Ayat optimis jika dilakukan dengan dengan intensif dan baik persoalannya bisa diselesaikan. Ia minta kepada seluruh masyarakat kota Pekanbaru untuk memberdayakan kembali pasar-pasar yang telah ada.

"Adanya pasar kaget juga membuat keberadaan pasar-pasar tradisional sepi karena pengunjung perpecah," ungkap Ayat.

Namun sayangnya anak buah Ayat yakni pihak Dinas Pasar sampai sat ini belum menunjukkan sikap proaktif untuk ikut menyelesaikan dilema pasar kaget tersebut. Hal itu terungkap dari pernyataan Ketua komisi II DPRD kota Pekanbaru, Ir Nofrizal Ali Akbar yang mengkritik Dispas karena enggan diundang untuk rapat dengar pendapat (hearing) dengan Komisi II.

"Kita sangat sayangkan perihal enggan hadirnya mereka untuk hearing bersama terkait pasar kaget. Padahal hearing nantinya guna mencari langkah yang tepat terkait keberadaan pasar kaget," ungkapnya dalam perbincangan dengan wartawan di gedung DPRD.

Dikatakan Nofrizal, komisi II DPRD selaku mitra kerja dinas pasar sudah kerap kali mengundang pihak dinas pasar untuk membahas langkah yang baik akan keberadaan pasar kaget yang menjamur saat ini. Tapi pertemuan dengan Dinas Pasar tersebut belum bisa terlaksana. Sudah dipanggil berulang kali namun mereka enggan untuk hadir.

Persoalan pasar kaget ini menurut politisi PAN tersebut memang dilematis karena di satu sisi mereka melanggar aturan dan tidak tertib, tapi juga tak mudah menindak karena efek sosial yanag bakal ditimbulkan. Apalagi paska lebaran ini akan semakin banyak pendatang dan pencari kerja yang belum tentu mendapatkannya. Pada akhirnya berjualan di kaki lima dan pasar kaget menjadi alternatif. [eka satria, *3]