KETUA DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau Abdul Wahid yang juga Wakil Ketua Komisi C, DPRD Riau mengaku bersyukur saat DPD II Golkar Inhil memasukkan namanya dalam sebuah survey calon bupati Inhil. Meski ia belum memberikan jawaban pasti namun Abdul Wahid tetap memberi apresiasi.
Pria kelahiran Belaras, Indragiri Hilir 21 November 1980 ini termasuk politisi PKB yang mempunyai komitmen membangun Kabupaten Indragiri Hilir yang menjadi daerah pemilihannya pada Pemilu Legislatif 2009. Dalam pandangan Wahid, berbagai persoalan timbul dan membutuhkan penanganan segera. Dari gedung DPRD Riau ia pun terus menerus memperjuangkan kepentingan masyarakat daeah pemilihannya..
“Berbagai persoalan tersebut lebih disebabkan oleh kondisi alam yang berawa dan banyak sungai. Begitupun cakupan wilayah administratif pemerintahan kabupaten yang sangat luas dengan memiliki 20 kecamatan, perlu lebih diperhatikan,” katanya
Tak heran, dalam wacana pemekaran wilayah kabupaten Inhil menjadi dua tau tiga kabupaten, Abdul Wahid termasuk pihak yang mendukung. Mempertahankan Inhil dalam satu pemerintahan administratif menurutnya akan memperlambat upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat Inhil sendiri.
Bicara tentang keterlibatannya di dunia politik praktis hingga mampu menduduki kursi sebagai wakil rakyat, suami dari Henny Sasmita, S.Sos ini mengaku semuanya mengalir begitu saja tanpa dirancang sejak awal.
“Saya hanya menjalani takdir yang telah digariskan,” ujarnya merendah.
Kendati demikian kehadirannya di panggung politik khususnya di DPRD Riau 2009-2014 cukup menakjubkan. Pasalnya, jabatan sebagai wakil rakyat dipikul Wahid saat usianya belum genap 30 tahun, tak banyak anak muda seusianya saat itu yang mau dan mampu meraih kursi sebagai wakil rakyat.
Dalam perjalanannya sebagai anggota dewan, Abdul Wahid pun menunjukkan kapasitasnya sebagai politisi handal. Ia menjabat wakil ketua Komisi C, juga pernah masuk sebagai anggota badan anggaran (Banggar) DPRD Riau.
Di Partai pun Wahid yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau, pada 2011 lalu terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidz (Ketua DPW) PKB Riau secara aklamasi pada Musyawarah Wilayah IV. Wahid memimpin PKB Riau periode 2011-2016.
"Komitmen saya adalah melakukan kaderisasi dalam rangka penguatan sistem partai dan menciptakan militansi kaderisasi untuk mengorbitkan kader PKB menjadi tokoh daerah. Karena hingga kini PKB belum menghasilkan kader partai menjadi kepala daerah, minimal menjadi wakil bupati atau wakil gubernur," kata Abdul Wahid tentang jabatan yang diembannya tersebut.
Menyinggung starteginya meraih simpati pemilih saata apemilu lalu, Abdul Wahid mengaku tak terlalu ajor-joran memasang baliho atau spanduk. Ia lebih mengedepankan pendekatan langsung ke massa pemilih dan dibantu sosialisai media massa. Dan ia ternyata sukses meraih suara. *3
Pria kelahiran Belaras, Indragiri Hilir 21 November 1980 ini termasuk politisi PKB yang mempunyai komitmen membangun Kabupaten Indragiri Hilir yang menjadi daerah pemilihannya pada Pemilu Legislatif 2009. Dalam pandangan Wahid, berbagai persoalan timbul dan membutuhkan penanganan segera. Dari gedung DPRD Riau ia pun terus menerus memperjuangkan kepentingan masyarakat daeah pemilihannya..
“Berbagai persoalan tersebut lebih disebabkan oleh kondisi alam yang berawa dan banyak sungai. Begitupun cakupan wilayah administratif pemerintahan kabupaten yang sangat luas dengan memiliki 20 kecamatan, perlu lebih diperhatikan,” katanya
Tak heran, dalam wacana pemekaran wilayah kabupaten Inhil menjadi dua tau tiga kabupaten, Abdul Wahid termasuk pihak yang mendukung. Mempertahankan Inhil dalam satu pemerintahan administratif menurutnya akan memperlambat upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat Inhil sendiri.
Bicara tentang keterlibatannya di dunia politik praktis hingga mampu menduduki kursi sebagai wakil rakyat, suami dari Henny Sasmita, S.Sos ini mengaku semuanya mengalir begitu saja tanpa dirancang sejak awal.
“Saya hanya menjalani takdir yang telah digariskan,” ujarnya merendah.
Kendati demikian kehadirannya di panggung politik khususnya di DPRD Riau 2009-2014 cukup menakjubkan. Pasalnya, jabatan sebagai wakil rakyat dipikul Wahid saat usianya belum genap 30 tahun, tak banyak anak muda seusianya saat itu yang mau dan mampu meraih kursi sebagai wakil rakyat.
Dalam perjalanannya sebagai anggota dewan, Abdul Wahid pun menunjukkan kapasitasnya sebagai politisi handal. Ia menjabat wakil ketua Komisi C, juga pernah masuk sebagai anggota badan anggaran (Banggar) DPRD Riau.
Di Partai pun Wahid yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau, pada 2011 lalu terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidz (Ketua DPW) PKB Riau secara aklamasi pada Musyawarah Wilayah IV. Wahid memimpin PKB Riau periode 2011-2016.
"Komitmen saya adalah melakukan kaderisasi dalam rangka penguatan sistem partai dan menciptakan militansi kaderisasi untuk mengorbitkan kader PKB menjadi tokoh daerah. Karena hingga kini PKB belum menghasilkan kader partai menjadi kepala daerah, minimal menjadi wakil bupati atau wakil gubernur," kata Abdul Wahid tentang jabatan yang diembannya tersebut.
Menyinggung starteginya meraih simpati pemilih saata apemilu lalu, Abdul Wahid mengaku tak terlalu ajor-joran memasang baliho atau spanduk. Ia lebih mengedepankan pendekatan langsung ke massa pemilih dan dibantu sosialisai media massa. Dan ia ternyata sukses meraih suara. *3
