PEKANBARU – Para orangtua siswa dan pihak sekolah protes dan kecewa pada Panita Ujian Nasional Kota Pekanbaru. Pasalnya hasil UN dua mata ujian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar ternyata tidak sesuai dengan fakta soal-soal yang bermasalah untuk dua mata ujian tersebut.
Beberapa guru dan kepala sekolah yang dihubungi Pekanbaru MX membenarkan adanya persoalan dalam pemberian nilai UN untuk Matematika dan IPA. Jika di hampir semua daerah di tanah air selalu ada siswa yangmendapatkan nilai 10, namun khusus di Pekanbaru tak satupun siswa yang memperoleh nilai 10 atau sempurna pada dua mata ujian tersebut.
“Ada beberapa soal yang bermasalah. Yaitu soal nomor 37 dan 38 di mata ujian Matematika serta nomor 30 di IPA. Oleh Panitia UN ketiga soal tersebut sudah dianggap bonus. Artinya apapun jawaban anak di ketiga soal itu dianggap benar,” kata Nina, salah seorang kepala sekolah di Pekanbaru. Menurut Nina, dari beberapa rekan kepala sekolah di Pekanbaru yang dihubunginya rata-rata menyebut nilai Matematika paling tinggi diperoleh siswa hanya 9.5 dan IPA 8,25.
“Bagi siswa, orangtua dan sekolah, nilai 0,5 yang seharusnya menjadi hak siswa tersebut sangat berarti. Panitia UN tidak bisa menganggap ini masalah sepele,” ujar salah seorang guru Matematika di sebuah sekolah dasar swasta.
Anggota DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi pendidikan, Muhammad Fadri AR menyikapi komplain para orangtua dan pihak sekolah tersebut meminta pihak sekolah agar mengajukan keberatan secara tertulis kepada Dinas Pendidikan untuk meluruskan permasalahan.
“Jika memang perlu nanti bisa melalui kami di DPRD, kita akan panggil pihak terkait agar masalah ini bisa diclearkan dan siswa tidak dirugikan,” ujar Fadri, Ahad (9/6) kepada Pekanbaru MX. Menurut Fadri, jika nanti kenyataannya apa yang dikeluhkan pihak sekolah tersebut benar merugikan anak, sewajarnya dievaluasi kembali pemberian nilai UN untuk kedua mata ujian tersebut. *3
BERITA LAINNYA
“Ada beberapa soal yang bermasalah. Yaitu soal nomor 37 dan 38 di mata ujian Matematika serta nomor 30 di IPA. Oleh Panitia UN ketiga soal tersebut sudah dianggap bonus. Artinya apapun jawaban anak di ketiga soal itu dianggap benar,” kata Nina, salah seorang kepala sekolah di Pekanbaru. Menurut Nina, dari beberapa rekan kepala sekolah di Pekanbaru yang dihubunginya rata-rata menyebut nilai Matematika paling tinggi diperoleh siswa hanya 9.5 dan IPA 8,25.
“Bagi siswa, orangtua dan sekolah, nilai 0,5 yang seharusnya menjadi hak siswa tersebut sangat berarti. Panitia UN tidak bisa menganggap ini masalah sepele,” ujar salah seorang guru Matematika di sebuah sekolah dasar swasta.
Anggota DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi pendidikan, Muhammad Fadri AR menyikapi komplain para orangtua dan pihak sekolah tersebut meminta pihak sekolah agar mengajukan keberatan secara tertulis kepada Dinas Pendidikan untuk meluruskan permasalahan.
“Jika memang perlu nanti bisa melalui kami di DPRD, kita akan panggil pihak terkait agar masalah ini bisa diclearkan dan siswa tidak dirugikan,” ujar Fadri, Ahad (9/6) kepada Pekanbaru MX. Menurut Fadri, jika nanti kenyataannya apa yang dikeluhkan pihak sekolah tersebut benar merugikan anak, sewajarnya dievaluasi kembali pemberian nilai UN untuk kedua mata ujian tersebut. *3
