-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bau Menyengat Harga Melesat, Harga Jengkol Bikin Dongkol

| Juni 12, 2013 WIB
PEKANBARU -- Dua Pekan belakangan masyarakat penikmat jengkol di tanah air harus menahan dongkol karena kenaikan harganya yang cukup mencengangkan. Di sejumlah pasar di Pekanbaru biasanya harga per satuan Rp 500, atau sekitar Rp 20 ribu per kilogram, kini sudah mencapai Rp 40 ribu per kilogram.
Dampak kenaikan tersebut, kini tidak mudah menemukan jengkol di warung-warung kecuali harus mencari langsung ke pasar.
Walaupun tidak termasuk kebutuhan pokok dan tidak berpengaruh pada inflasi, namun masyarakat terutama pedagang makanan seperti nasi ampera dan nasi goreng cukup kesulitan mengakali kelangkaan dan kenaikan harga jengkol.


Meski baunya menyengat, tetapi masakan olahan jengkol ini cukup digemari mayoritas masyarakat, karena konon menambah nafsu makan. Terbukti di berbagai rumah makan, warung nasi ampera dan rumah tangga selalu ada variasi masakan olahan jengkol. Mulai dari rendang jengkol, semur jengkol, dan dijadikan lalapan mentah atau dibakar.

“Memang sepertinya jengkol ini tidak terlalu penting, namun faktanya tetap banyak yang mencari. Apalagi kalau harganya sudah naik begini, orang biasanya makin penasaran,” kata Meme, pedagang di Pasar Agus Salim.

Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota pekanbaru, El Syabrina memperkirakan penyebab kelangkaan jengkol di pasaran karena peminat jengkol rata-rata generasi tua dan minat menanam tanaman jengkol juga tidak intensif di kalangan petani.
“Jadi secara hukum ekonomi, pedagang mulai kehilangan pasokan , sementara petani juga beralih tanaman. Maka harga menjadi melambung,” ujar El Syabrina.[eka/foto net]