PEKANBARU -- Tak terima atas kebijakan relokasi Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, ratusan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Jongkok Panam kembali melakukan aksi protes di Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin (10/6).
Semula para pedagang berencana berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota, namun karena Wali Kota Firdaus MT sedang berada di Jakarta menerima penghargaan Adipura, demo akhirnya terkonsentrasi di gedung dewan.
Di saat bersamaan DPRD Kota Pekanbaru tengah menggelar Paripurna Penyampaian Ranperda persampahan dan pasar modern yang dihadiri Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi.
Dalam orasinya, beberapa perwakilan PKL dan beberapa organisasi intra kampus, sejumlah LSM serta ormas pemuda tersebut menyebut aksi yang dilakukan para pedagang kali ini adalah karena pedagang tak tahan lagi dan merasa ditindas oleh kebijakan Wali Kota yang tidak berpihak pada pedagang kecil seperti mereka.
"Penguasa ada permainan mafia kapitalis di belakang kebijakan penggusuran ini. Dan kami yang menjadi korban. Karena itu tak ada jalan lain bila kami ditindas, kami bangkit melawan," tegas pedagang.
Para pedagang meminta Pemko Pekanbaru melalui Wali Kota Firdaus MT meninjau kembali kebijakan penggusuran yang berkedok pembinaan dan penataan tersebut.
Sebelumnya para pedagang telah berkali-kali melakukan aksi protes dan demo termasuk beberapa kali bertemu dengan beberapa Komisi di DPRD Kota Pekanbaru. Namun sejauh ini belum ada pengaruh apa-apa untuk mengurungkan niat Wali kota dari kebijakan penggusuran PKL Pasar Jongkok.
Ketua DPRD Desmianto yang menerima perwakilan PKL mengatakan dirinya juga menginginkan penyelesaian yang tuntas.
"Tidak bisa ngambang seperti ini. Harus ada solusi yang jelas. Insyaallah besok saya akan menemui Wali Kota meminta kejelasan dan kesediaan berliau mengizin pedagang kembali berjualan," tutur Desmianto.
Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi yang ditunggu-tunggu pedagang dan beberapa anggota dewan akhirnya meluncur keluar gedung DPRD tanpa diketahui siapapun. Gelagat sikap tidak gentlemen Ayat yang tak mau menemui pedagang tapi justru ngacir keluar tersebut sangat disayangkan pedagang dan anggota Dewan.
"Saya sendiri tidak tahu kemana perginya, saya cek ke Kantor Wali kota juga tak ada di sana. Sayang sakali," keluh Desmianto, politi Partai Demokrat.
"Ya, 'takicuah di nan tarang' namanya. Seharusnya berani menemui rakyatnya sendiri," ledek Averoes, Wakil ketua APKLI Pekanbaru menyayangkan tindakan Ayat Cahyadi tersebut.
Pendemo akhirnya menumpahkan kekesalan atas sikap Wakil Wali Kota terwebut dengan menduduki beberapa mobil dinas pejabat Pemko dan menutup pintu gerbang Kantor DPRD. Tapi tak lama berselang, empat truk polisi dari Polresta Pekanbaru datang mencairkan suasana. ***
BERITA LAINNYA
Semula para pedagang berencana berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota, namun karena Wali Kota Firdaus MT sedang berada di Jakarta menerima penghargaan Adipura, demo akhirnya terkonsentrasi di gedung dewan.
Di saat bersamaan DPRD Kota Pekanbaru tengah menggelar Paripurna Penyampaian Ranperda persampahan dan pasar modern yang dihadiri Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi.
Dalam orasinya, beberapa perwakilan PKL dan beberapa organisasi intra kampus, sejumlah LSM serta ormas pemuda tersebut menyebut aksi yang dilakukan para pedagang kali ini adalah karena pedagang tak tahan lagi dan merasa ditindas oleh kebijakan Wali Kota yang tidak berpihak pada pedagang kecil seperti mereka.
"Penguasa ada permainan mafia kapitalis di belakang kebijakan penggusuran ini. Dan kami yang menjadi korban. Karena itu tak ada jalan lain bila kami ditindas, kami bangkit melawan," tegas pedagang.
Para pedagang meminta Pemko Pekanbaru melalui Wali Kota Firdaus MT meninjau kembali kebijakan penggusuran yang berkedok pembinaan dan penataan tersebut.
Sebelumnya para pedagang telah berkali-kali melakukan aksi protes dan demo termasuk beberapa kali bertemu dengan beberapa Komisi di DPRD Kota Pekanbaru. Namun sejauh ini belum ada pengaruh apa-apa untuk mengurungkan niat Wali kota dari kebijakan penggusuran PKL Pasar Jongkok.
Ketua DPRD Desmianto yang menerima perwakilan PKL mengatakan dirinya juga menginginkan penyelesaian yang tuntas.
"Tidak bisa ngambang seperti ini. Harus ada solusi yang jelas. Insyaallah besok saya akan menemui Wali Kota meminta kejelasan dan kesediaan berliau mengizin pedagang kembali berjualan," tutur Desmianto.
Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi yang ditunggu-tunggu pedagang dan beberapa anggota dewan akhirnya meluncur keluar gedung DPRD tanpa diketahui siapapun. Gelagat sikap tidak gentlemen Ayat yang tak mau menemui pedagang tapi justru ngacir keluar tersebut sangat disayangkan pedagang dan anggota Dewan.
"Saya sendiri tidak tahu kemana perginya, saya cek ke Kantor Wali kota juga tak ada di sana. Sayang sakali," keluh Desmianto, politi Partai Demokrat.
"Ya, 'takicuah di nan tarang' namanya. Seharusnya berani menemui rakyatnya sendiri," ledek Averoes, Wakil ketua APKLI Pekanbaru menyayangkan tindakan Ayat Cahyadi tersebut.
Pendemo akhirnya menumpahkan kekesalan atas sikap Wakil Wali Kota terwebut dengan menduduki beberapa mobil dinas pejabat Pemko dan menutup pintu gerbang Kantor DPRD. Tapi tak lama berselang, empat truk polisi dari Polresta Pekanbaru datang mencairkan suasana. ***