PEKANBARU -- Kemungkinan relokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Jongkok Jalan HR Soebrantas menjadi kenyataan setelah sejumlah pedagang menerima tawaran Pemko untuk menempatkan mereka di Purwodadi, lokasi yang dipilih oleh Pemko Pekanbaru. Rencananya relokasi ditergetkan selesai pada akhir bulan Mei, tepatnya 28 Mei nanti.
Dinas Pasar Kota Pekanbaru mengklaim bahwa sebanyak 90 nama pedagang Pasar Jongkok sudah dikantongi, mereka bersedia pindah dan telah mendaftar. Jumlah tersebut dianggap cukup signifikan untuk mendorong para PKL lain ikut dalam relokasi yang diinginkan Pemko Pekanbaru.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pasar Kota Pekanbaru Mursidi mengatakan target Pemko untuk memindahkan seluruh PKL Pasar Jongkok akan bisa dicapai dengan dimulaia secara bertahap.
"Sudah ada sebanyak 90 pedagang pasar jongkok yang daftar. Jumlah itu artinya 520sudah sangat banyak dan mereka setuju dipindahkan ke Purwodadi," ujar Mursidi. Dengan demikian, katanya, saat bulan puasa nanti para pedagang sudah bisa menjalankan aktivitas usaha mereka. Dispas mengharapkan kesedian sebagian pedagang tersebut diikuti oleh pedagang lain, hingga lahan yang disediakan di Purwodadi tersebut akan terisi penuh.
Namun, jika membandingkan dengan jumlah pedagang yang ada di Pasar Jongkok yang tak kurang dari 350 pedagang seperti diungkapkan Irfan, Sekretaris Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Pasar Jongkok, Panam, jumlah 90 pedagang tersebut masih sangat kecil. Irfan mengatakan keberadaan 400 Pedagang saat ini masih terkordinir dengan baik.
"Semua pedagang masih berjualan tanpa ada gangguan karena kami sudah menyiapkan pengaturan parkir, masalah kebersihan dan keamanan. Para pengunjung juga berdatangan dan nyaman berbelanja di sini," ucap Irfan.
Sementara Dinas Pasar mengakui masih banyak pedagang yang belum bersedia mengikuti ajakan Pemko untuk segera menempati lokasi di Purwodadi. Meski mayoritas pedagang Pasar Jongkok tetap bertahan di areal yang ditempati saat ini, Mursidi menjelaskan bahwa mau tak mau semua pedagang harus pindah. Ia hanya memberi warning bahwa jika ada pedagang yang tidak setuju artinya tidak mendukung pemerintah dalam memelihara keindahan Kota Pekanbaru ini dan terpaksa akan ditindak tegas dengan sedikit paksaan oleh petugas keamanan, bisa Satpol PP atau aparat kepolisian.
"Untuk lokasi yang di Purwodadi tersebut sudah tidak ada masalah lagi, termasuk lokasi pasar, lahan parkir serta keamanannya. Persiapan untuk ketiga hal itu sudah matang dan tinggal menunggu realisasinya saja," ungkapnya.
Menyinggung masalah sampah yang nanti akan ditimbulkan dari aktifitas jual beli di Purwodadi tersebut, Mursidi mengatakan nanti akan dibuatkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Petugas Dinas Pasar yang sudah dipersiapkan akan mengangkut sampah pedagang.
Wali Kota Firdaus MT melalui Kabag Humas Drs Azharizman Rozi MSi mengatakan Pemko sudah mempersiapkan tempat yang representatif untuk PKL menjalankan aktifitas mereka. Dengan demikian, kata Firdaus, jika nanti sudah dioperasikan tak ada lagi alasan pedagang menolak pindah.
Saat ini masalah persiapan lokasi di Purwodadi tersebut tengah dilakukan Pemko dengan maksimal. Beberapa sarana yang diperlukan juga tengah dikerjakan.
"Memang saat ini sedang dipersiapkan betul agar saat digunakan tidak menimbulkan masalah lain. Misalnya masalah drainase dilengkapi lagi, dan kami minta kepada tim untuk mempersiapkan semua,’’ tegasnya lagi. Jika selesai dan siap dimanfaatkan, pengelolaannya bisa diserahkan pada masyarakat. Pemko hanya membina dan membimbing.
‘’Jadi pengelolanya itu masyarakat, pembinaannya oleh Dinas Pasar, Koperasi dan juga Satpol PP untuk pengamanan,’’ sebutnya. Termasuk katanya Pemko akan mendorong masuknya akses modal bagi pedagang seperti koperasi dan perbankan.
Sejumlah pedagang yang ditemui di lokasi Pasar Jongkok mengaku belum punya keputusan apa-apa mengenai himbauan Pemko agar PKL Pasar Jongkok dapat mengisi lahan di Purwodadi paling lambat akhir bulan Mei. Menurut para pedagang sejauh ini keberadaan mereka di Pasar Jongkok masih nyaman dan kunjungan masyarakat juga sangat menggembirakan. Hal tersebut membuat mereka enggan mengikuti himbauan Pemko.
"Saya tidak tahu siapa-siapa saja yanga sudah mendaftar di sana. Tapi kalau saya dan teman-teman masih yakin akan bertahan di sini. Karena tidak ada masalah yang kami lakukan di sini, melanggar Perda dan Undang-undang juga tidak. Kalau Pemko bilang ada masalah, masalah apa?" kata Muhammad Haikal, salah seorang pedagang.
Setiap malam di Pasar Jongkok diperkirakan tak kurang dari setengah miliyar rupiah uang yang berputar. Perkiraan kasar tersebut berdasarkan jumlah pedagang saat ini sekitar 350 dengan omset setiap malamnya antara Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.
“Jumlahnya memang menggiurkan, terutama sejak teman-teman DPC APKLI Pasar Jongkok bersama-sama membenahi dan menata seluruh pedagang menjadi lebih rapi. Pasar Jongkok menjadi lebih menarik dan nyaman. Tingkat Kunjungan masyarakat pun tinggi,” jelas Oyon Endah kepada Pekanbaru MX. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®
Dinas Pasar Kota Pekanbaru mengklaim bahwa sebanyak 90 nama pedagang Pasar Jongkok sudah dikantongi, mereka bersedia pindah dan telah mendaftar. Jumlah tersebut dianggap cukup signifikan untuk mendorong para PKL lain ikut dalam relokasi yang diinginkan Pemko Pekanbaru.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pasar Kota Pekanbaru Mursidi mengatakan target Pemko untuk memindahkan seluruh PKL Pasar Jongkok akan bisa dicapai dengan dimulaia secara bertahap.
"Sudah ada sebanyak 90 pedagang pasar jongkok yang daftar. Jumlah itu artinya 520sudah sangat banyak dan mereka setuju dipindahkan ke Purwodadi," ujar Mursidi. Dengan demikian, katanya, saat bulan puasa nanti para pedagang sudah bisa menjalankan aktivitas usaha mereka. Dispas mengharapkan kesedian sebagian pedagang tersebut diikuti oleh pedagang lain, hingga lahan yang disediakan di Purwodadi tersebut akan terisi penuh.
Namun, jika membandingkan dengan jumlah pedagang yang ada di Pasar Jongkok yang tak kurang dari 350 pedagang seperti diungkapkan Irfan, Sekretaris Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Pasar Jongkok, Panam, jumlah 90 pedagang tersebut masih sangat kecil. Irfan mengatakan keberadaan 400 Pedagang saat ini masih terkordinir dengan baik.
"Semua pedagang masih berjualan tanpa ada gangguan karena kami sudah menyiapkan pengaturan parkir, masalah kebersihan dan keamanan. Para pengunjung juga berdatangan dan nyaman berbelanja di sini," ucap Irfan.
Sementara Dinas Pasar mengakui masih banyak pedagang yang belum bersedia mengikuti ajakan Pemko untuk segera menempati lokasi di Purwodadi. Meski mayoritas pedagang Pasar Jongkok tetap bertahan di areal yang ditempati saat ini, Mursidi menjelaskan bahwa mau tak mau semua pedagang harus pindah. Ia hanya memberi warning bahwa jika ada pedagang yang tidak setuju artinya tidak mendukung pemerintah dalam memelihara keindahan Kota Pekanbaru ini dan terpaksa akan ditindak tegas dengan sedikit paksaan oleh petugas keamanan, bisa Satpol PP atau aparat kepolisian.
"Untuk lokasi yang di Purwodadi tersebut sudah tidak ada masalah lagi, termasuk lokasi pasar, lahan parkir serta keamanannya. Persiapan untuk ketiga hal itu sudah matang dan tinggal menunggu realisasinya saja," ungkapnya.
Menyinggung masalah sampah yang nanti akan ditimbulkan dari aktifitas jual beli di Purwodadi tersebut, Mursidi mengatakan nanti akan dibuatkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Petugas Dinas Pasar yang sudah dipersiapkan akan mengangkut sampah pedagang.
Wali Kota Firdaus MT melalui Kabag Humas Drs Azharizman Rozi MSi mengatakan Pemko sudah mempersiapkan tempat yang representatif untuk PKL menjalankan aktifitas mereka. Dengan demikian, kata Firdaus, jika nanti sudah dioperasikan tak ada lagi alasan pedagang menolak pindah.
Saat ini masalah persiapan lokasi di Purwodadi tersebut tengah dilakukan Pemko dengan maksimal. Beberapa sarana yang diperlukan juga tengah dikerjakan.
"Memang saat ini sedang dipersiapkan betul agar saat digunakan tidak menimbulkan masalah lain. Misalnya masalah drainase dilengkapi lagi, dan kami minta kepada tim untuk mempersiapkan semua,’’ tegasnya lagi. Jika selesai dan siap dimanfaatkan, pengelolaannya bisa diserahkan pada masyarakat. Pemko hanya membina dan membimbing.
‘’Jadi pengelolanya itu masyarakat, pembinaannya oleh Dinas Pasar, Koperasi dan juga Satpol PP untuk pengamanan,’’ sebutnya. Termasuk katanya Pemko akan mendorong masuknya akses modal bagi pedagang seperti koperasi dan perbankan.
Sejumlah pedagang yang ditemui di lokasi Pasar Jongkok mengaku belum punya keputusan apa-apa mengenai himbauan Pemko agar PKL Pasar Jongkok dapat mengisi lahan di Purwodadi paling lambat akhir bulan Mei. Menurut para pedagang sejauh ini keberadaan mereka di Pasar Jongkok masih nyaman dan kunjungan masyarakat juga sangat menggembirakan. Hal tersebut membuat mereka enggan mengikuti himbauan Pemko.
"Saya tidak tahu siapa-siapa saja yanga sudah mendaftar di sana. Tapi kalau saya dan teman-teman masih yakin akan bertahan di sini. Karena tidak ada masalah yang kami lakukan di sini, melanggar Perda dan Undang-undang juga tidak. Kalau Pemko bilang ada masalah, masalah apa?" kata Muhammad Haikal, salah seorang pedagang.
Setiap malam di Pasar Jongkok diperkirakan tak kurang dari setengah miliyar rupiah uang yang berputar. Perkiraan kasar tersebut berdasarkan jumlah pedagang saat ini sekitar 350 dengan omset setiap malamnya antara Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.
“Jumlahnya memang menggiurkan, terutama sejak teman-teman DPC APKLI Pasar Jongkok bersama-sama membenahi dan menata seluruh pedagang menjadi lebih rapi. Pasar Jongkok menjadi lebih menarik dan nyaman. Tingkat Kunjungan masyarakat pun tinggi,” jelas Oyon Endah kepada Pekanbaru MX. ***
From: Eka Satria Taroesmantini Pekanbaru MX by BlackBerry®