PEKANBARU – Nasib Pusat Penjualan Kerajinan dan Cinderamata yang berlokasi di Jalan HR Soebrantas perbatasan Pekanbaru - Bangkinang kini semakin tidak jelas. Bahkan demi pengembangan selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru menawarkan pengelolaannya kepada pihak ketiga.
Kepala Disperindag Kota Pekanbaru ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa ada wacana menawarkan pengelolaan k pihak ketiga. Menurut Syabrina, dengan penawaran tersebut pusat penjualan cinderamata dan kerajinan khas Riau tersebut mampu hidup dan berkembang lagi.
"Gagasan ini sudah disetujui Walikota Pekanbaru dan tinggal mencari pihak ketiga yang betul-betul bisa menghidupkan kembali pusat kerajinan khas Pekanbaru yang berada diperbatasan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar," ujar El Syabrina.
Kondisi penjualan para pedagang yang menempati kios di pasar cindera mata tersebut belakangan tidak fokus pada produk yang sudah disepakati yakni hanya menjual hasil kerajinan dan cinderamata khas Riau atau Melayu. Namun banyak pedagang yang justru beralih fokus dengan menjual makanan dan minuman.
Apalagi menurut pihak Disperindag dalam review mereka, selama ini ternyata 15 kios di pasar cindera mata tersebut dijadikan rumah tinggal. Bahkan belakangan justru jadi tempat kumpul-kumpul para preman dan dijdikan kedai kopi. *3
Kepala Disperindag Kota Pekanbaru ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa ada wacana menawarkan pengelolaan k pihak ketiga. Menurut Syabrina, dengan penawaran tersebut pusat penjualan cinderamata dan kerajinan khas Riau tersebut mampu hidup dan berkembang lagi.
"Gagasan ini sudah disetujui Walikota Pekanbaru dan tinggal mencari pihak ketiga yang betul-betul bisa menghidupkan kembali pusat kerajinan khas Pekanbaru yang berada diperbatasan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar," ujar El Syabrina.
Kondisi penjualan para pedagang yang menempati kios di pasar cindera mata tersebut belakangan tidak fokus pada produk yang sudah disepakati yakni hanya menjual hasil kerajinan dan cinderamata khas Riau atau Melayu. Namun banyak pedagang yang justru beralih fokus dengan menjual makanan dan minuman.
Apalagi menurut pihak Disperindag dalam review mereka, selama ini ternyata 15 kios di pasar cindera mata tersebut dijadikan rumah tinggal. Bahkan belakangan justru jadi tempat kumpul-kumpul para preman dan dijdikan kedai kopi. *3
