“Dari kampaye beliau selama ini kita yakin beliau pro pedagang kecil. Saya yakin beliau akan membangun pasar ini,” tutur Adi, pedagang asesoris di pasar Cik Puan.
Sementara Melda yang berjualan sepatu dengan dua pintu mengatakan saat ini ia dan semua pedagang hanya bisa pasrah saja. alasannya, kata Melda karena para pedagang sudah terlanjur diberikan berbagai janji.
“Dari dulu macam-macam janji, katanya bisa cepat tapi buktinya sampai kini belum apa-apa. Sekarang ya, berharap sama gubernur baru,” ujarnya.
Wali Kota Firdaus MT juga berharap ada kejelasan dari pihak provinsi mengenai status lahan antara Pemko dengan Pemprov. Kejelasan itu penting sebelum ditawarkan kepada penanam modal.
“Rencana kita pasar itu akan kita swastinisasikan dengan sistem BOT, jika kejelasan hak kelola tidak pasti mana ada pengusaha yang mau,” jelas Firdaus, Kamis (20/2). Sementara Wako mengatakan akibat tak ada kejelasan antara Pemko Pekanbaru dengan Pemprov Riau maka pembangunan pasar Cik Puan menjadi stagnan.
Intinya, kata Firdaus, Pemko butuh kepastian pengelolaan dahulu, setelah itu barulah bisa dilakukan lelang pembangunan kepada investor. Untuk itu ia meminta para pedagang dan masyarakat bisa memahami kondisi yang terjadi selama ini.
Selain pasar Cik Puan yang status lahannya milik Pemprov, Wako juga menyebut Pujasera Arifin Achmad dimana pengelolaan asetnya dilakukan Pemko Pekanbaru. Dengan kepemimpin Annas Maamun firdaus MT berharap akan ada sinergi termasuk pengelolaan aset Pemprov . Biarlah aset full provinsi, pengelolaannya full Kota Pekanbaru, katanya. [eka satria]
