PENGHARGAAN Wahana Tata Nugraha (WTN) kepada Pemerintah Kota Pekanbaru dengan penilaian bahwa Pekanbaru dinilai berhasil mengatur masyarakatnya untuk taat dalam berlalu lintas, kontras dengan kondisi sebenarnya. Pelanggaran oleh pengguna jalan tanpa ada pengawasan hampir setiap hari terjadi.
Fakta tersebut juga dibenarkan politisi PKB Kota Pekanbaru, Zaidir Albaiza yang menilai masih banyak terjadi kesemrawutan lalu lintas di Kota Pekanbaru. Ia mencontohkan kawasan sekitar pasar pagi Arengka atau dekat perempatan lampu merah Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan HR Soebrantas.
“Rambu tak boleh stop sudah dipasang, tapi yang parkir di badan jalan itu masih banyak. Seharusnya itu tertata, karena itu termasuk gerbang Kota Pekanbaru,” ujar Zaidir. Karena itu, anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru ini minta pihak-pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan (Dishub) bertindak tegas. Apalagi aksi saling serobot lampu merah sudah menjadi pemandangan sehari-hari di sana.
Tak hanya di perempatan pasar pagi Arengka, di lampu merah Jalan Kaharudin Nasution dan Jalan Pasir Putih juga hampir setiap hari pengguna jalan baik kendaraan roda dua dan roda empat saling serobot meskipun dalam keadaan lampu menyala merah pertanda tak boleh jalan. Kondisi seperti itu sudah berlangsung lama tanpa ada pengawaan petugas dari kepolisian maupun dari Dishub.
Anggota Komisi IV, Muhammad Sabarudi juga mengamini bahwa penghargaan WTN yang diterima Pemko Pekanbaru bertolak belakang dengan kondisi sebenarnya. Namun ia mencoba memahami, diperolehnya penghargaan WTN tersebut menunjukkan kondisi lalu liantas di Kota Pekanbaru lebih baik dari kota-kota lainnya.
"Karena daerah lain lebih buruk, makanya Pekanbaru diberikan nilai tertinggi, itu kan bisa saja," simpul Sabarudi.
Piala Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Presdiden RI diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan RI EE Mangindaan kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, , Kamis (3/10) saat pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Perhubungan Darat seluruh Indonesia di Surabaya Jawa Timur. Kota Pekanbaru meraih nilai paling baik dan tertinggi kategori Kota Besar dalam kinerja penyelenggraan sistim transportasi perkotaan , menyisihkan Kota Surakarta, Denpasar, dan Balikpapan. Tahun lalu Pemko Pekanbaru hanya mendapat Piagam Penghargaan, kali ini naik menjadi Piala Penghargaan. *3 [foto: riaupos]
Fakta tersebut juga dibenarkan politisi PKB Kota Pekanbaru, Zaidir Albaiza yang menilai masih banyak terjadi kesemrawutan lalu lintas di Kota Pekanbaru. Ia mencontohkan kawasan sekitar pasar pagi Arengka atau dekat perempatan lampu merah Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan HR Soebrantas.
“Rambu tak boleh stop sudah dipasang, tapi yang parkir di badan jalan itu masih banyak. Seharusnya itu tertata, karena itu termasuk gerbang Kota Pekanbaru,” ujar Zaidir. Karena itu, anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru ini minta pihak-pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan (Dishub) bertindak tegas. Apalagi aksi saling serobot lampu merah sudah menjadi pemandangan sehari-hari di sana.
Tak hanya di perempatan pasar pagi Arengka, di lampu merah Jalan Kaharudin Nasution dan Jalan Pasir Putih juga hampir setiap hari pengguna jalan baik kendaraan roda dua dan roda empat saling serobot meskipun dalam keadaan lampu menyala merah pertanda tak boleh jalan. Kondisi seperti itu sudah berlangsung lama tanpa ada pengawaan petugas dari kepolisian maupun dari Dishub.
Anggota Komisi IV, Muhammad Sabarudi juga mengamini bahwa penghargaan WTN yang diterima Pemko Pekanbaru bertolak belakang dengan kondisi sebenarnya. Namun ia mencoba memahami, diperolehnya penghargaan WTN tersebut menunjukkan kondisi lalu liantas di Kota Pekanbaru lebih baik dari kota-kota lainnya.
"Karena daerah lain lebih buruk, makanya Pekanbaru diberikan nilai tertinggi, itu kan bisa saja," simpul Sabarudi.
Piala Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Presdiden RI diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan RI EE Mangindaan kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, , Kamis (3/10) saat pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Perhubungan Darat seluruh Indonesia di Surabaya Jawa Timur. Kota Pekanbaru meraih nilai paling baik dan tertinggi kategori Kota Besar dalam kinerja penyelenggraan sistim transportasi perkotaan , menyisihkan Kota Surakarta, Denpasar, dan Balikpapan. Tahun lalu Pemko Pekanbaru hanya mendapat Piagam Penghargaan, kali ini naik menjadi Piala Penghargaan. *3 [foto: riaupos]