-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jeritan Pedagang: Bupati Jefry Noer Tak Punya Tenggang Rasa

| Juni 27, 2013 WIB
SIAK HULU -- Paska dilakukannya eksekusi pembongkaran Pasar Pagi Tanah Merah, Siak Hulu, Kampar Rabu (26/6) lalu, sejumlah pedagang taka kuasa menahan kesedihan dan kegeraman. Mereka menuduh Bupati Kampar Jefry Noer tidak memiliki tenggang rasa dan cenderung memaksakan pembongkaran.

"Kita hanya minta penundaan sampai selesai lebaran nanti. Kenapa sampai lebaran, karena untuk proses kepindahan atau mencari lokasi berdagang yang baru, tidak bisa sehari dua hari. Sementara tak lama lagi tahun ajaran baru anak sekolah, puasa dan lebaran. Apakah Pak Jefry tak bisa merasakan apa yang dirasakan rakyatnya?" ungkap Bu Lubis, salah seorang pedagang. Ia bersama sejumlah pedagang di los pasar yang dikenal sebagai Pasar LKMD tersebut mencoba bertahan meski beberapa kios dan los sudah diruntuhkan.

Keberatan pedagang karena sebagian dari mereka baru saja melakukan pembayaran uang sewa kepada pengelola pasar. Dengan adanya pembongkaran paksa tersebut pedagang bingung bagaimana kejelasan status hak mereka atas pembayaran uang sewa. Bahkan ada pedagang yang terlanjur membeli sebuah alos seharga Rp 20 juta belum lama ini.

"Banyak masalah yang diselesaikan dahulu. Belum lagi sebagian besar kami di sini ada julo-julo (arisan), itu bagaimana nantinya kalau keadaan kacau begini? Bupati taqk sampai pemikirannya ke sana!" keluh pedagang lainnya.

Proses pembongkaran bangunan pasar dilakukan oleh Tim Yustisi Pemkab Kampar atas perintah Bupati Jefry Noer. Mereka terdiri dari Satpol PP, TNI, dan kepolisian. Semula Tim Yustisi merencanakan pembongkaran akan selesai satu hari untuk seluruh bangunan yang berdiri di Pasar LKMD tersebut. Tapi setelah bernegosiasi antara pengacara yang mewakili pedagang dengan Tim, pembongkaran hanya dilakukan pada dua ruko dan dilanjutkan setelah lebaran.

Kericuhan sempat terjadi karena tim Yustisi kebabalasan membongkar enam ruko sekaligus. Tak terima, pedagang melempari petugas dan meminta pembongkaran dihentikan sampai setelah lebaran. Sampai Rabu malam kondisi Pasar pagi Tanah Merah, terlihat semrawut karena sebagian besar pedagang justru telah mengeluarkan barang dagangannya untuk diamankan di rumah. beberapa pedagang tampak berjaga-jaga terutama di toko masing-masing untuk mengamankan barang dagangan mereka.

"Kalau dibiarkan di sini, tak ada yang bisa menjamin barang kita aman," tutur Yurnis, pedagang barang kelontong. Ia membawa pulang seluruh barang dagangannya.

Namun Tim Yustisi Pemkab Kampar Kamis (28/6) kembali mendatangi Pasar Pagi Tanah Merah untuk melakukan pembongkaran. Ratusan personil Satpol PP, aparat TNI dan Polisi, termasuk puluhan anggota Pemuda Pancasila berjaga-jaga mengawal pembongkaran.
Muhammad Jamil, sekretaris Satpol PP Pemkab Kampar mengatakan pihaknya tetap akan melakukan pembongkaran berbekal surat perintah dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkab Kampar.

"Hari ini semuanya akan dituntaskan. Termasuk semua los yang ada di dalam," jelas M Jamil kepada Pekanbaru MX di tengah-tengah deru alat berat yang tengah menghancurkan bangunan pasar. Ia membantah adanya kesepakatan penundaan sampai usai lebaran.

Pedagang yang menyaksikan toko mereka roboh diterjang alat berat Tim Yustisi hanya bisa menahan amarah, sebagian terisak sambil mengeluarkan barang-barang dari toko. Tak ada perlawanan dari pihak pedagang.

"Tak ada tenggang rasa sedikitpun," omel seorang wanita yang tokonya telah rata dengan tanah.

Sementara itu tawaran gratis selama 3 bulan di Pasar Syariah milik Bupati Jefry Noer dimanfaatkan sejumlah oknum yang mengatasnamakan admin Pasar Syariah. Sejumlah pedagang mengaku dirinya diminta uang pendaftaran dan uang listrik sbanyak Rp 120 ribu. Bahkan ada yang pedagang yang diminta uang sewa los seharga Rp 3 juta.

Pihak Pengelola Pasar Syariah sendiri melalui Admin, Wenny kepada Pekanbaru MX mengatakan tidak ada uang pendaftaran sementara uang listrik baru akan dibayar setelah masa gratis. Sampai Kamis siang puluhan kios Pasar Syariah yang bertahun-tahun kosong terlihat sudah mulai diisi pedagang. [eka satria]