-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kuliner Malam, Jadi Primadona Kota Bertuah

| Maret 19, 2013 WIB
Eka Satria, Pekanbaru

PEKANBARU -- Banyak cara menikmati kuliner kota Pekanbaru di malam hari. Jika di sekitar Taman Labuay Jalan Sudirman kita bisa menghabiskan malam sambil menikmati jagung bakar dengan olesan susu kental, maka di beberapa kawasan lain beragam kuliner juga tersaji.

Jagung bakar spesial khas kota Pekanbaru yang berada di sekitar kawasan di Bandar Serai Purna MTQ telah terkenal sejak beberapa tahun belakangan. Tempat ini akan terlihat ramai jika pada malam hari, terlebih pada hari Sabtu malam. Para pengunjung berdatangan dari berbagai tempat untuk menghabiskan malam sambil menikmati jagung bakar. Kawasan wisata kuliner di Labuay dan Bandar Serai Purna MTQ tersebut ikut membuat kota Pekanbaru semakin dikenal dengan wisata jajanan makanannya yang khas.

Kuliner lainnya yang terkenal adalah Ampera atau Nasi Ampera yang menjadi salah satu dari sekian ragam kuliner Pekanbaru. Ampera Pekanbaru terkenal karena harganya yang sangat terjangkau kantong. Mulai dari harga Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu per porsi dengan lauk apapun. Bandingkan dengan Ampera di kota-kota lain yang mematok harga lebih mahal dan tergantung menu apa yang dipilih. Pedagang nasi ampera tersebar di hampir semua kawasan di kota Pekanbaru. Tak sulit menemukannya, misalnya di jalan Sudirman, Jalan HR Subrantas, Panam, Jalan A Yani, Jalan Kaharudin Nasution dan Jalan Imam Munandar, Harapan Raya.

Selain nasi Ampera, Sate juga banyak terdapat di Pekanbaru. Pedagang sate pada umumnya lebih memilih bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Lokasi yang merek pilih adalah komplek perumahan dan kawasan kos-kosan. Namun tak sedikit pula yang memilih mangkal di satu tempat. Misalnya Adan, pedagang sate di Jalan Kaharudin Nasution dekat kawasan UIR. Meski diakuinya omset tidak terlalu besar, namun setiap malam dagangannya selalu ada pembeli. Ia cukup hanya menyediakan sebuah bangku sepanjang 2 meter yang diperuntukkan buat pembeli yang ingin menikmati sate langsung di tempat.

Ditanya berapa omsetnya setiap malam, Adan mengelak mengatakan. Namun ia berterus bahwa hasil bersih yang bisa ia bawa pulang untuk anak istrinya sekitar Rp 50 ribu dan kadang-kadang bisa lebih. Hanya jika cuaca buruk seperti hujan ia terpaksa gigit jari.

Cerita serupa juga diutarakan oleh Sukardi, penjual ampera di Jalan HR Subrantas, Panam. Pria 55 tahun ini mengaku baru setahun mangkal di sana, tak jauh dari pasar jongkok. Sebelumnya ia selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mengenai omset, Sukardi mengaku tidak terlalu tinggi, namun cukup untuk menutupi kebeutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Keunikan kota Pekanbaru adalah pada wisata kuliner yang beraneka ragam di malam hari. Hal inilah salah satu daya tarik yang membuat para wisatawan dari berbagai daerah terus datang untuk merasakan nikmatnya wisata jajanan malam di kota Pekanbaru. Lokasi menyebar di berbagai tempat.

Sebelumnya kawasan Pujasera di Jalan Arifin Achmad merupakan salah satu pusat kuliner dimana Pemko Pekanbaru menampung pedagang kaki lima penjual aneka kuliner termasuk pakaian serta mainan anak-anak. Namun karena buruknya manajemen pengelola ditambah faktor akses menuju Pujasera yang diabaikan Pemko, hingga belakangan sepi pengunjung. Sekitar 200 PKL di Pujasera pun meninggalkan kawasan tersebut.

Kawasan wisata kuliner lainnya yang cukup terkenal dan menjadi favorit pengunjung adalah Taman Kota di jalan Cut Nyak Dien. Tapi sejak sebulan lalu oleh Pemko Pekanbaru para pedagang di sana pun diusir, dan sampai kini belum ada solusi dan kejelasan nasib PKL eks taman kota tersebut. ***